Kamis, 01 Juni 2017

Budidaya Kubis/Kol (Brassica oleracea)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman kubis/kol diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica oleracea

Kubis atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau lebih yang berbentuk perdu. Tanaman kubis berbatang pendek dan beruas-ruas. Sebagai bekas tempat duduk daun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar sampingnya sedikit tetapi dangkal.

Daunnya lebar berbentuk bulat telur dan lunak. Daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang muncul kemudian, demikian seterusnya hingga membentuk krop daun bullat seperti telur dan padat berwarna putih. Bunganya tersusun dalam tandan dengan mahkota bunga berwarna kuning spesifik. Tanaman kubis sukar berbunga di Indonesia karena perlu suhu udara rendah antara 5 – 10o C selama 1 bulan lebih. Buahnya bulat panjang menyerupai polong. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kecokelatan dan mudah pecah. Bijinya kecil, berbentuk bulat, dan berwarna kecokelatan. Biji yang banyak tersebut menempel pada dinding bilik tengah polong.

Kubis dikonsumsi dalam bentuk daun, umbi, bunga dan krop (daun yang menggulung terpusat ke dalam). Kubis berdaun hijau banyak mengandung Vitamin C. Sementara kubis putih merupakan sumber Vitamin A dan kubis bunga sumber Vitamin B. Rasa daunnya segar, renyah dan sedikit pedas. Apalagi kubis bunga/kembang kol, rasanya enak sekali.

Ada beberapa jenis tanaman kubis yang banyak diusahakan, diantaranya ialah kubis krop, kubis daun, kubis umbi, kubis tunas, dan kubis bunga. Pada saat ini jenis yang banyak dikembangkan secara komersial adalah kubis putih dan kubis bunga.

Kubis krop (telur) atau yang terkenal dengan istilah kubis putih (Brassica oleracea L. var. capitata L.) berdaun membentuk krop. Daun ini menutup satu sama lain hingga warna krop menjadi putih. Krop kubis tersebut besar dan padat (kompak) hingga tahan banting jika dikirim jauh. Varietas yang termasuk jenis kubis putih diantaranya adalah hybrid K-K cross, hybrid 21, R.v.E., yoshin, pujon, segon, copenhagen market, dan kubis merah.

Sementara kubis telur yang dianjurkan untuk ditanam ialah hybrid 21, hybrid 31, hybrid K-K cross, hybrid K-Y cross. Smeua varietas hybrid tersebut berasal dari Jepang. Varietas lainnya yang dianjurkan untuk ditanam adalah hybrid 368 dari Australia. Varietas kubis putih lokal seperti pujon, segon dan yoshin kurang populer karena kropnya keropos (lunak). Kubis daun kampung (Brassica oleracea L. var. acephala DC) seperti kale dan kailan merupakan kubis terkenal dengan varietasnya benten dan tsoi-sim.

Jenis kubis lainnya ialah kubis tunas atau kubis babat. Kubis tunas (Brassica oleracea L. var. bullata DS) ini biasanya membentuk krop, bahkan tunas sampingnya pun dapat membentuk krop kecil. Oleh karena itu, dalam satu pohon terdapat beberapa krop kecil. Varietas yang termasuk ke dalam jenis kubis tunas di antaranya adalah brusselssprout (Brassica oleracea gemmifera DC), misalnya pearl, garmet, jasper, dan jade cross. Ada pula kubis lokal di Dieng yang sejenis dengan kubis tunas yang disebut argalingga. Kubis argalingga harganya murah.

Kubis umbi (Brassica oleracea L. var. gongylodes L.) pada bagian dasar batang di bawah tanah atau di atas tanah membesar hingga merupakan umbi besar. Kubis ini memiliki beberapa varietas, salah satunya kolrabi yang diperbanyak dengan biji yaitu white vienna. Jenis kubis yang terakhir yaitu kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.). Jenis kubis ini bakal bunganya mengembang dan membentuk masa bunga. Bunga tersebut berbentuk kerucut terbalik dan berwarna putih kekuning-kuningan. Adapun varietasnya adalah snowball dan snowpeak. Jenis kubis lain yang mirip kubis bunga adalah yang disebut brokoli (Brassica oleracea L. var. cymosa Lam atau Brassica oleracea L. var. italica). Masa bunga brokoli berwarna hijau, lebih kompak, dan lebih lezat daripada kubis bunga.

Pada umumnya kubis hanya baik jika ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 – 3.000 m dpl, seperti halnya kubis tunas yang hanya baik di tanam di tempat yang tingginya lebih dari 800 m dpl. Akan tetapi, ada pula varietas kubis yang dapat ditanam di dataran rendah, misalnya kubis hybrid K-Y cross dan K-K cross dari Jepang.

Di dataran tinggi banyak ditanami kubis secara besar-besaran karena menguntungkan. Daerah-daerah yang banyak ditanami kubis, diantaranya ialah Cipanas (Cianjur), Lembang, Pangalengan, Wonosobo, Tawangmangu, Tengger, Punter, Malang, Karo dan Malino.

Adapun syarat yang penting untuk dipenuhi agar kubis tumbuh dengan baik, yaitu tanahnya gembur, bersarang, mengandung bahan organik, serta suhu udaranya rendah dan lembab. Pada umumnya di dataran rendah dan bersuhu tinggi tanaman kubis sulit untuk membentuk krop (telur) dan berbunga. Syarat lainnya ialah pH tanah antara 6 – 7 karena ada salah satu jenis kubis, yaitu kubis bunga yang sangat peka terhadap pH rendah. Waktu tanam kubis yang baik adalah pada awal musim hujan (awal Oktober) atau awal musim kemarau (Maret).

Kubis dapat dikembangbiakkan dengan biji atau setek, tergantung jenisnya. Kubis krop umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Adapun kubis lokal dikembangbiakkan dengan setek tunas batang, seperti argalingga dan wonosobo. Kubis lokal tersebut umumnya tidak mampu berbunga (berbiji). Kubis tunas yang dikembangbiakkan dengan biji disebut semi. Akan tetapi, biji yang akan dijadikan bibit umumnya masih didatangkan dari luar negeri (impor).

Cara menanam kubis dengan biji atau setek pada dasarnya sama. Bedanya, biji-biji kubis yang akan ditanam perlu disemaikan terlebih dahulu, sedangkan setek atau tunas dapat langsung ditanam di kebun yang telah dipersiapkan.

Biji yang akan disemai terlebih dahulu disiapkan tempat persemaiannya. Lahan persemaian dicangkul dan diberi pupuk kandang. Setelah itum dibuatkan atap dengan arah yang miring ke barat. Persemaian ini harus dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak terlalu basah. Persemaian yang basah akan menyebabkan bibit kubis mudah terserang cendawan.

Setelah bahan disiapkan, biji ditaburkan satu per satu secara merata menurut barisan pada persemaian, lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis. Jarak antar barisan 5 cm. Biji-biji itu tumbuh setelah 4 – 5 hari kemudian. Untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan 300 – 400 g biji kubis. Namun, menurut teori, untuk lahan seluar 1 ha hanya diperlukan 150 g biji dengan daya kecambah 75 %.

Setelah bibit di lahan persemaian berumur dua minggu dari waktu sebar, petani di Lembang biasanya memindahkannnya ke dalam bumbung-bumbung (pot) yang berisi tanah. Pembumbungan dilakukan agar tanaman saat dipindahkan cukup kuat, Akan tetapi, cara ini membutuhkkan biaya dan tenaga yang banyak.

Selain pada lahan persemaian, biji dapat disemaikan langsung dalam pot plastik atau bumbung dari daun pisang, terutama untuk kubis hybrid. Pot tersebut bergaris tengah 6 cm dan berisi tanah steril. Bibit yang disemaikan dalam pot mudah dipindahkan ke kebun setelah dilepas dari pot. Sebaliknya, bibit yang disemaikan di lahan persemaian akarnya mudah rusak jika dicabut tidak hati-hati sewaktu dipindahkan.

Sambil menunggu bibit besar, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dahulu. Lahan tersebut dicangkul sedalam 30 cm, lalu diberi pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan yang lebarnya 80 cm dan selokan yang lebarnya 20 cm. Setiap bedengan dibuat dua baris tanaman dengan jarak antar baris 60 cm, sedangkan jarak tanamnya 50 cm.

Setelah bibit berumur satu bulan dari waktu sebar (kira-kira berdaun empat helai) dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan. Pemindahan bibit ke kebun yang terlambat dapat menyebabkan kropnya kecil. Sementara pada kubis bunga dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga. Tanaman kubis bunga jika berbunga terlalu cepat atau belum waktunya disebut buttoning. Kondisi tersebut akan menyebabkan tanaman tidak mencapai hasil yang maksimal.

Saat tanaman berumur dua minggu di kebun, tanaman mulai diberi pupuk buatan. Pupuk buatan terdiri dari 100 kg urea dan 200 kg TSP tiap hektar. Akan lebih baik jika ditambahkan KCl sebanyak 100 kg per hektar. Campuran pupuk tersebut diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Pupuk diberikan bersamaan waktunya dengan pendangiran. Pemberian pupuk buatan ini diulangi lagi setelah dua minggu dengan 200 kg/ha. Oleh karena itu, kubis memerlukan pupuk urea 300 kg, TSP 200 kg, dan 100 kg KCL tiap hektar.

Untuk berbunga kubis krop dan kubis daun perlu pendinginan (vernalisasi) selama 2 – 3 bulan pada suhu 5 – 10o C. Pada saat tanaman mulai berkrop, untuk kubis daun lokal (argalingga) daunnya diikat menjadi satu dengan tali (bambu) untuk mempercepat pembentukan krop. Sementara pada kubis bunga, tiga helai daun teratas ditutupkan pada bunganya supaya bunga itu berwarna putih. Adapun pada kubis telur RvE, K-K cross, dan kubis lainnya tidak perlu dilakukan.

Tanaman kubis banyak memerlukan perawatan yang khusus. Pemeliharaan tanaman yang penting di samping membersihkan rumput-rumput pengganggu dan memberi air bila dikekeringan, ialah memberantas hama serta penyakit. Hama-hama yang sangat berbahaya terhadap tanaman kubis ialah ulat kubis. Ada dua jenis ulat kubis, yaitu Plutella maculipennis dan Crocodolomia binotalis.

Ulat kubis Plutella maculipennis ini merusak tanaman dengan memakan bagian daging daun (epidermis). Daun yang sering terserang ialah daun muda sebelah bawah. Bagian yang tidak dimakan ialah tulang daun dan bagian epidermis sebelah atas. Ulat ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida Ambush 2 EC atau Decis 2,5 EC 0,1 – 0,2 % atau 1 – 2 cc/l air jika belum terlambat. Penyemprotan dilakukan tiap minggu. Pada musim hujan penyemprotan ini harus sering dilakukan. Penyemprotan dihentikan satu bulan sebelum krop dipungut agar sisa racun (residu) dalam daun dapat dicegah.

Jenis ulat lainnya ulat kubis Crocodolomia binotalis. Ulat ini sering menyerang daun yang masih muda, terutama krop-kropnya. Ulat yang sudah masuk ke dalam krop, akan sulit diberantas.Ulat-ulat ini dapat dikendalikan dengan semprotan insektisida Ambush 2 EC atau Decis 2,5 EC 0,1 – 0,3 %.

Selain hama, yang sering mengancam kelangsungan hidup tanaman kubis adalah penyakit. Penyakit biasanya disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Penyakit yang disebabkan bakteri adalah penyakit busuk hitam dan penyakit busuk lunak. Penyakit busuk hitam disebabkkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Penyakit ini ditandai dengan warna merah pada tepi daun yang berbentuk huruf V. Mencegah penyakit ini dengan cara tidak menanam kubis di tempat bekas tanaman Cruciferae. Selain itu, sebaiknya bibit (biji-biji kubis) yang digunakan ialah varietas yang sehat atau resisten karena penyakit busuk hitam dapat ditularkan melalui biji. Jika bakteri telah berada di dalam tanah, bakteri ini sukar diberantas.

Penyakit busuk lunak disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovorus. Penyakit ini ditandai dengan pembusukan (bau telur busuk) pada krop dan batang kubis. Penyakit ini pun sukar diberantas dan cepat menular. Biasanya penyakit ini timbul setelah ada serangan penyakit busuk hitam.

Ada pula penyakit yang disebabkan oleh cendawan yaitu penyakit busuk akar dan penyakit bengkak akar. Penyakit busuk akar (damping off) disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia sp. Penyakit ini sering menyerang tanaman muda di persemaian. Tanda-tanda terjadinya busuk akar ialah bibit menjadi layu lalu roboh. Akar dan leher batangnya busuk berwarna hitam. Jika belum terlambat, cendawan ini dapat diberantas dengan semprotan bubur bordeaux, Antracol, atau Dithane M-45 0,2 %. Serangan busuk akar ini dicegah dengan cara tanah persemaian tersebut disterilkan (didesinfeksi) dengan larutan formalin 4 % sebanyak 10 l/m2 larutan. Desinfeksi dilakukan dua minggu sebelum digunakan. Sebaiknya tanah yang akan disterilkan dibasahi dengan air terlebih dahulu. Sterilisasi tanah dapat dilakukan dengan pengasapan media yang akan digunakan untuk persemaian.

Penyakit lainnya ialah penyakit bengkak akar (club root). Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan Plasmodiaphora brassicae. Cendawan ini dapat bertahan hidup lama dalam tanah yang pH-nya kurang dari 7 dan sulit diberantas. Pencegahannya dengan pergiliran (rotasi) tanaman atau penggenangan lahan dengan air.

Tanaman dapat dipungut hasilnya setelah kropnya besar dan padat penuh. Umur tanaman tersebut kira-kira antara 3 – 4 bulan dari waktu sebar. Pemungutan tidak boleh terlambat karena kropnya akan pecah (retak) dan kadang-kadang busuk. Jika terjadi pada kubis bunga, bunganya akan pecah dan bertangkai hingga mutunyaa menjadi rendah.

Tanaman yang terawat dengan baik dan tidak terserang hama atau penyakit dapat menghasilkan krop antara 10 – 40 ton tiap hektar, tergantung jenis kubis. Untuk kubis telur hasilnya dapat mencapai 30 – 40 ton krop bersih/ha, kubis tunas 10 – 15 ton krop tiap ha, sedangkan kubis bunga 5 – 10 ton bunga/ha.

Hasil produksi kubis putih merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia, terutama yang dihasilkan dari daerah Karo. Pasar luar negeri menghendaki kubis yang bulat, berukuran sedang, dan beratnya 1,5 – 2 kg per krop.

Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)


*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...