Dalam Sistematika Tumbuhan
(Taksonomi), tanaman kubis/kol diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Papavorales
|
Famili
|
: Cruciferae
|
Genus
|
: Brassica
|
Spesies
|
: Brassica oleracea
|
Kubis
atau kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau lebih yang berbentuk perdu.
Tanaman kubis berbatang pendek dan beruas-ruas. Sebagai bekas tempat duduk
daun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar sampingnya sedikit tetapi
dangkal.
Kubis
dikonsumsi dalam bentuk daun, umbi, bunga dan krop (daun yang menggulung
terpusat ke dalam). Kubis berdaun hijau banyak mengandung Vitamin C. Sementara
kubis putih merupakan sumber Vitamin A dan kubis bunga sumber Vitamin B. Rasa
daunnya segar, renyah dan sedikit pedas. Apalagi kubis bunga/kembang kol,
rasanya enak sekali.
Ada
beberapa jenis tanaman kubis yang banyak diusahakan, diantaranya ialah kubis
krop, kubis daun, kubis umbi, kubis tunas, dan kubis bunga. Pada saat ini jenis
yang banyak dikembangkan secara komersial adalah kubis putih dan kubis bunga.
Kubis krop
(telur) atau yang terkenal dengan istilah kubis putih (Brassica oleracea L. var. capitata
L.) berdaun membentuk krop. Daun ini menutup satu sama lain hingga warna krop
menjadi putih. Krop kubis tersebut besar dan padat (kompak) hingga tahan
banting jika dikirim jauh. Varietas yang termasuk jenis kubis putih diantaranya
adalah hybrid K-K cross, hybrid 21, R.v.E., yoshin, pujon, segon, copenhagen
market, dan kubis merah.
Sementara
kubis telur yang dianjurkan untuk ditanam ialah hybrid 21, hybrid 31, hybrid
K-K cross, hybrid K-Y cross. Smeua varietas hybrid tersebut berasal dari Jepang.
Varietas lainnya yang dianjurkan untuk ditanam adalah hybrid 368 dari
Australia. Varietas kubis putih lokal seperti pujon, segon dan yoshin kurang
populer karena kropnya keropos (lunak). Kubis daun kampung (Brassica oleracea L. var. acephala DC) seperti kale dan kailan
merupakan kubis terkenal dengan varietasnya benten dan tsoi-sim.
Jenis
kubis lainnya ialah kubis tunas atau kubis babat. Kubis tunas (Brassica oleracea L. var. bullata DS) ini biasanya membentuk krop,
bahkan tunas sampingnya pun dapat membentuk krop kecil. Oleh karena itu, dalam
satu pohon terdapat beberapa krop kecil. Varietas yang termasuk ke dalam jenis
kubis tunas di antaranya adalah brusselssprout (Brassica oleracea gemmifera DC), misalnya pearl, garmet, jasper,
dan jade cross. Ada pula kubis lokal di Dieng yang sejenis dengan kubis tunas
yang disebut argalingga. Kubis argalingga harganya murah.
Kubis umbi
(Brassica oleracea L. var. gongylodes L.) pada bagian dasar batang
di bawah tanah atau di atas tanah membesar hingga merupakan umbi besar. Kubis
ini memiliki beberapa varietas, salah satunya kolrabi yang diperbanyak dengan
biji yaitu white vienna. Jenis kubis yang terakhir yaitu kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.). Jenis kubis ini bakal bunganya
mengembang dan membentuk masa bunga. Bunga tersebut berbentuk kerucut terbalik
dan berwarna putih kekuning-kuningan. Adapun varietasnya adalah snowball dan
snowpeak. Jenis kubis lain yang mirip kubis bunga adalah yang disebut brokoli (Brassica oleracea L. var. cymosa Lam atau Brassica oleracea L. var. italica).
Masa bunga brokoli berwarna hijau, lebih kompak, dan lebih lezat daripada kubis
bunga.
Pada
umumnya kubis hanya baik jika ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian
antara 1.000 – 3.000 m dpl, seperti halnya kubis tunas yang hanya baik di tanam
di tempat yang tingginya lebih dari 800 m dpl. Akan tetapi, ada pula varietas
kubis yang dapat ditanam di dataran rendah, misalnya kubis hybrid K-Y cross dan
K-K cross dari Jepang.
Di
dataran tinggi banyak ditanami kubis secara besar-besaran karena menguntungkan.
Daerah-daerah yang banyak ditanami kubis, diantaranya ialah Cipanas (Cianjur),
Lembang, Pangalengan, Wonosobo, Tawangmangu, Tengger, Punter, Malang, Karo dan
Malino.
Adapun
syarat yang penting untuk dipenuhi agar kubis tumbuh dengan baik, yaitu
tanahnya gembur, bersarang, mengandung bahan organik, serta suhu udaranya
rendah dan lembab. Pada umumnya di dataran rendah dan bersuhu tinggi tanaman
kubis sulit untuk membentuk krop (telur) dan berbunga. Syarat lainnya ialah pH
tanah antara 6 – 7 karena ada salah satu jenis kubis, yaitu kubis bunga yang
sangat peka terhadap pH rendah. Waktu tanam kubis yang baik adalah pada awal
musim hujan (awal Oktober) atau awal musim kemarau (Maret).
Kubis
dapat dikembangbiakkan dengan biji atau setek, tergantung jenisnya. Kubis krop
umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Adapun kubis lokal dikembangbiakkan
dengan setek tunas batang, seperti argalingga dan wonosobo. Kubis lokal
tersebut umumnya tidak mampu berbunga (berbiji). Kubis tunas yang
dikembangbiakkan dengan biji disebut semi. Akan tetapi, biji yang akan
dijadikan bibit umumnya masih didatangkan dari luar negeri (impor).
Cara
menanam kubis dengan biji atau setek pada dasarnya sama. Bedanya, biji-biji
kubis yang akan ditanam perlu disemaikan terlebih dahulu, sedangkan setek atau
tunas dapat langsung ditanam di kebun yang telah dipersiapkan.
Biji
yang akan disemai terlebih dahulu disiapkan tempat persemaiannya. Lahan
persemaian dicangkul dan diberi pupuk kandang. Setelah itum dibuatkan atap
dengan arah yang miring ke barat. Persemaian ini harus dijaga agar tetap
lembab, tetapi tidak terlalu basah. Persemaian yang basah akan menyebabkan
bibit kubis mudah terserang cendawan.
Setelah
bahan disiapkan, biji ditaburkan satu per satu secara merata menurut barisan
pada persemaian, lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis. Jarak antar barisan 5
cm. Biji-biji itu tumbuh setelah 4 – 5 hari kemudian. Untuk tanaman seluas 1 ha
diperlukan 300 – 400 g biji kubis. Namun, menurut teori, untuk lahan seluar 1
ha hanya diperlukan 150 g biji dengan daya kecambah 75 %.
Setelah
bibit di lahan persemaian berumur dua minggu dari waktu sebar, petani di
Lembang biasanya memindahkannnya ke dalam bumbung-bumbung (pot) yang berisi
tanah. Pembumbungan dilakukan agar tanaman saat dipindahkan cukup kuat, Akan
tetapi, cara ini membutuhkkan biaya dan tenaga yang banyak.
Selain
pada lahan persemaian, biji dapat disemaikan langsung dalam pot plastik atau
bumbung dari daun pisang, terutama untuk kubis hybrid. Pot tersebut bergaris
tengah 6 cm dan berisi tanah steril. Bibit yang disemaikan dalam pot mudah
dipindahkan ke kebun setelah dilepas dari pot. Sebaliknya, bibit yang
disemaikan di lahan persemaian akarnya mudah rusak jika dicabut tidak hati-hati
sewaktu dipindahkan.
Sambil
menunggu bibit besar, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dahulu. Lahan
tersebut dicangkul sedalam 30 cm, lalu diberi pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha.
Selanjutnya dibuat bedengan yang lebarnya 80 cm dan selokan yang lebarnya 20
cm. Setiap bedengan dibuat dua baris tanaman dengan jarak antar baris 60 cm,
sedangkan jarak tanamnya 50 cm.
Setelah
bibit berumur satu bulan dari waktu sebar (kira-kira berdaun empat helai)
dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan. Pemindahan bibit ke kebun yang
terlambat dapat menyebabkan kropnya kecil. Sementara pada kubis bunga dapat
menyebabkan tanaman cepat berbunga. Tanaman kubis bunga jika berbunga terlalu
cepat atau belum waktunya disebut buttoning.
Kondisi tersebut akan menyebabkan tanaman tidak mencapai hasil yang maksimal.
Saat
tanaman berumur dua minggu di kebun, tanaman mulai diberi pupuk buatan. Pupuk
buatan terdiri dari 100 kg urea dan 200 kg TSP tiap hektar. Akan lebih baik
jika ditambahkan KCl sebanyak 100 kg per hektar. Campuran pupuk tersebut
diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Pupuk diberikan
bersamaan waktunya dengan pendangiran. Pemberian pupuk buatan ini diulangi lagi
setelah dua minggu dengan 200 kg/ha. Oleh karena itu, kubis memerlukan pupuk
urea 300 kg, TSP 200 kg, dan 100 kg KCL tiap hektar.
Untuk
berbunga kubis krop dan kubis daun perlu pendinginan (vernalisasi) selama 2 – 3
bulan pada suhu 5 – 10o C. Pada saat tanaman mulai berkrop, untuk
kubis daun lokal (argalingga) daunnya diikat menjadi satu dengan tali (bambu)
untuk mempercepat pembentukan krop. Sementara pada kubis bunga, tiga helai daun
teratas ditutupkan pada bunganya supaya bunga itu berwarna putih. Adapun pada
kubis telur RvE, K-K cross, dan kubis lainnya tidak perlu dilakukan.
Tanaman
kubis banyak memerlukan perawatan yang khusus. Pemeliharaan tanaman yang
penting di samping membersihkan rumput-rumput pengganggu dan memberi air bila
dikekeringan, ialah memberantas hama serta penyakit. Hama-hama yang sangat
berbahaya terhadap tanaman kubis ialah ulat kubis. Ada dua jenis ulat kubis,
yaitu Plutella maculipennis dan Crocodolomia binotalis.
Ulat
kubis Plutella maculipennis ini
merusak tanaman dengan memakan bagian daging daun (epidermis). Daun yang sering
terserang ialah daun muda sebelah bawah. Bagian yang tidak dimakan ialah tulang
daun dan bagian epidermis sebelah atas. Ulat ini dapat diberantas dengan
semprotan insektisida Ambush 2 EC atau Decis 2,5 EC 0,1 – 0,2 % atau 1 – 2 cc/l
air jika belum terlambat. Penyemprotan dilakukan tiap minggu. Pada musim hujan
penyemprotan ini harus sering dilakukan. Penyemprotan dihentikan satu bulan
sebelum krop dipungut agar sisa racun (residu) dalam daun dapat dicegah.
Jenis
ulat lainnya ulat kubis Crocodolomia
binotalis. Ulat ini sering menyerang daun yang masih muda, terutama
krop-kropnya. Ulat yang sudah masuk ke dalam krop, akan sulit
diberantas.Ulat-ulat ini dapat dikendalikan dengan semprotan insektisida Ambush
2 EC atau Decis 2,5 EC 0,1 – 0,3 %.
Selain
hama, yang sering mengancam kelangsungan hidup tanaman kubis adalah penyakit.
Penyakit biasanya disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Penyakit yang
disebabkan bakteri adalah penyakit busuk hitam dan penyakit busuk lunak.
Penyakit busuk hitam disebabkkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Penyakit ini ditandai dengan warna merah
pada tepi daun yang berbentuk huruf V. Mencegah penyakit ini dengan cara tidak
menanam kubis di tempat bekas tanaman Cruciferae.
Selain itu, sebaiknya bibit (biji-biji kubis) yang digunakan ialah varietas
yang sehat atau resisten karena penyakit busuk hitam dapat ditularkan melalui
biji. Jika bakteri telah berada di dalam tanah, bakteri ini sukar diberantas.
Penyakit
busuk lunak disebabkan oleh bakteri Erwinia
carotovorus. Penyakit ini ditandai dengan pembusukan (bau telur busuk) pada
krop dan batang kubis. Penyakit ini pun sukar diberantas dan cepat menular.
Biasanya penyakit ini timbul setelah ada serangan penyakit busuk hitam.
Ada
pula penyakit yang disebabkan oleh cendawan yaitu penyakit busuk akar dan
penyakit bengkak akar. Penyakit busuk akar (damping
off) disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia
sp. Penyakit ini sering menyerang tanaman muda di persemaian. Tanda-tanda
terjadinya busuk akar ialah bibit menjadi layu lalu roboh. Akar dan leher
batangnya busuk berwarna hitam. Jika belum terlambat, cendawan ini dapat
diberantas dengan semprotan bubur bordeaux, Antracol, atau Dithane M-45 0,2 %.
Serangan busuk akar ini dicegah dengan cara tanah persemaian tersebut
disterilkan (didesinfeksi) dengan larutan formalin 4 % sebanyak 10 l/m2
larutan. Desinfeksi dilakukan dua minggu sebelum digunakan. Sebaiknya tanah
yang akan disterilkan dibasahi dengan air terlebih dahulu. Sterilisasi tanah
dapat dilakukan dengan pengasapan media yang akan digunakan untuk persemaian.
Penyakit
lainnya ialah penyakit bengkak akar (club
root). Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan Plasmodiaphora brassicae. Cendawan ini dapat bertahan hidup lama
dalam tanah yang pH-nya kurang dari 7 dan sulit diberantas. Pencegahannya
dengan pergiliran (rotasi) tanaman atau penggenangan lahan dengan air.
Tanaman
dapat dipungut hasilnya setelah kropnya besar dan padat penuh. Umur tanaman
tersebut kira-kira antara 3 – 4 bulan dari waktu sebar. Pemungutan tidak boleh
terlambat karena kropnya akan pecah (retak) dan kadang-kadang busuk. Jika
terjadi pada kubis bunga, bunganya akan pecah dan bertangkai hingga mutunyaa
menjadi rendah.
Tanaman
yang terawat dengan baik dan tidak terserang hama atau penyakit dapat
menghasilkan krop antara 10 – 40 ton tiap hektar, tergantung jenis kubis. Untuk
kubis telur hasilnya dapat mencapai 30 – 40 ton krop bersih/ha, kubis tunas 10 –
15 ton krop tiap ha, sedangkan kubis bunga 5 – 10 ton bunga/ha.
Hasil
produksi kubis putih merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia,
terutama yang dihasilkan dari daerah Karo. Pasar luar negeri menghendaki kubis
yang bulat, berukuran sedang, dan beratnya 1,5 – 2 kg per krop.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.