Senin, 05 Juni 2017

Budidaya Sawi (Brassica juncea)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica juncea

Sawi merupakan tanaman semusim. Bentuknya hampir menyerupai caisim. Sawi dan caisim kadang sukar dibedakan Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Kedua jenis sayuran tersebut dapat disilangkan (kawin silang). Tanaman sawi mempunyai batang pendek dan lebih langsing daripada petsai. Urat daun utama lebih sempit daripada petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dengan akar samping yang banyak, tetapi dangkal. Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek.

Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna kuning pucat yang spesifik. Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam kecokelatan. Bijinya terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang lebih gemuk. Hampir setiap orang gemar sawi karena segar (enak) dan banyak mengandung Vitamin A, Vitamin B dan sedikit Vitamin C.

Sawi (Brassica juncea L. Coss) termasuk famili Cruciferae. Dari jenis ini dikenal tiga varietas sebagai berikut.
a. Sawi putih atau disebut juga sawi jabung (Brassica juncea L. var. rugosa Roxb. & Prain), sangat 
    digemari banyak orang    karena rasanya yang enak. Tulang daunnya lebar, berwarna hijau keputih-
    putihan, bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung ke bawah. Batang sawi 
    putih pendek dan tegap.
b. Sawi hijau, kurang disukai karena rasanya agak pahit. Sawi hijau batangnya pendek dan tegap. 
    Daunnya lebar, berwarna  hijau tua, dan bertangkai pipih.
c. Sawi huma, enak rasanya, tetapi masih kurang enak jika dibandingkan dengan sawi putih. Batang 
    sawi huma panjang,      kecil dan langsing. Daun-daunnya panjang sempit, berwarna hijau keputih 
    putihan, bertangkai panjang dan bersayap.

Sawi mudah ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, sawi lebih banyak ditanam di dataran rendah, terutama di pekarangan karena perawatannya lebih mudah. Jenis sawi huma baik sekali jika ditanam di tempat yang agak kering atau di tegalan.

Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus, drainasi baik, dan pH tanahnya antara 6 – 7. Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian, tanaman dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan tersedia cukup air.

Seperti halnya tanaman petsai, sawi pun dikembangbiakkan dengan bijinya. Penyediaan biji tidak tergantung pada impor, petani pun dapat menghasilkannya sendiri karena tanaman ini sangat mudah berbunga dan berbiji di Indonesia. Biji-biji sawi perlu disemaikan terlebih dahulu. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 700 g biji sawi. Menurut teori, satu hektar lahan hanya diperlukan 350 g dengan daya kecambah 75 %. Sebelum biji disemai, lahan diolah terlebih dahulu. Lahan tersebut dicangkul sedalam 30 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Setelah itu, lahan dibuat bedengan-bedengan yang lebarnya satu meter. Bedengan tersebut dibuat tiga baris tanaman dengan jarak tanam 30 cm dan jarak antar baris 40 cm.

Setelah berumur 3 – 4 minggu dari waktu sebar (kira-kira berdaun empat helai) bibit dapat dipindahkan ke bedengan. Selanjutnya tanaman diberi pupuk urea saat berumur 10 hari di bedengan. Pupuk diberikan di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batangnya sebanyak 3 g tiap tanaman. Dengan demikian, untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 250 g urea. Pupuk ini sebaiknya diberikan bersamaan waktu tanah didangir.

Memelihara tanaman sawi yang penting ialah mengendalikan serangan ulat daun. Ulat-ulat daun ini dapat diberantas dengan cara disemprot insektisida, seperti Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC.

Tanaman sawi dapat dipungut hasilnya setelah berumur dua bulan. Sawi dipungut dengan cara tanaman dicabut atau dipotong bagian batang di atas tanah. Ada pula orang yang memungut hasilnya dengan cara memetik daunnya satu per satu. Cara pemungutan yang terakhir ini bertujuan agar tanaman tahan lama. Tanaman sawi yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 10 – 15 ton/ha. Hasil produksi sawi saat ini masih untuk pasar lokal.

Sawi dapat dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan dalam bentuk masak. Selain itu, daun sawi hijau juga sering dibuat asinan oleh masyarakat Cina.

Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)


*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...