Dalam Sistematika Tumbuhan
(Taksonomi), tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Asterales
|
Famili
|
: Compositae
|
Genus
|
: Lactuca
|
Spesies
|
: Lactuca sativa L.
|
Tanaman yang termasuk ke dalamfamili Compositae ialah sayuran selada. Selada
merupakan tanaman semusim. Bunganya mengumpul dalam tandan membentuk sebuah
rangkaian. Selada biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Daunnya
mengandung vitamin A, vitamin B dan vitamin C yang berguna untuk kesehatan
tubuh.
Selain jenis di atas, ada pula tanaman yang menyerupai selada baik syarat
tumbuh maupun cara tanam. Akan tetapi, rasanya agak pahit. Jenis selada yang
dimaksud adalah andewi (Cichorium endevi
L.). Daun andewi ada yang keriting dan ada pula yang halus serta lebar. Namun,
andewi yang terkenal ialah andewi keriting. Jenis selada lainnya adalah selada
air (Nasturtium officinale R. Br.),
tetapi selada air ini termasuk dalam famili Cruciferae (brasssicaceae).
Tumbuhnya menjalar seperti tanaman kangkung dan biasa ditanam di rawa-rawa.
Tanaman selada dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
(pegunungan). Daerah penghasil selada adalah Cipanas, Pangalengan dan Lembang. Di
daerah pegunungan daunnya dapat membentuk krop yang besar. Sebaliknya, di
dataran rendah tanaman ini hanya membentuk krop yang kecil, tetapi cepat
berbunga. Adapun syarat penting agar selada tumbuh dengan baik ialah tanah
mengandung pasir atau lumpur (subur), suhu udara 15 – 20o C, dan
derajat keasaman tanah (pH) 5 – 6,5.
Waktu tanam selada yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret/April).
Akan tetapi, selada dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan cukup diberi
air. Sementara selada andewi tidak baik ditanam pada musim hujan karena tidak
tahan air hujan.
Selada dikembangbiakkan dengan bijinya. Dalam 1 ha lahan diperlukan 600 –
800 g biji selada. Menurut teori, satu hektar diperlukan 300 g biji dengan daya
kecambah 75 %. Biji-biji selada berukuran keci, lonjong, pipih (gepeng) dan
berbulu tajam.
Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 20 – 30 cm, kemudian diberi
pupuk kandang sebanyak 10 ton per ha. Setelah itu, lahan dibuat bedengan dengan
lebar satu meter dan memanjang dari arah timur ke barat. Setelah bedengan
terbentuk, dibuat alur-alur menggunakan garu. Arah pembuatan alur lurus ke arah
timur dengan jarak antar alur 25 cm. Pembuatan alur tersebut sebaiknya tidak
terlalu dalam karena akar-akar selada mengumpul di lapisan tanah atas.
Biji-biji selada dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemaikan terlebih
dahulu. Apabila biji disemai, dijaga kelembaban tempat persemaiannya sehingga
selada tumbuh cepat dan baik. Setelah berumur sebulan (kira-kira berdaun 4
helai), bibit dapat dipindahkan ke kebun dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm atau
25 cm x 25 cm.
Biji selada yang ditanam langsung, ditaburkan merata sepanjang alur
kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Biji selada akan tumbuh 5 hari kemudian. Setelah
kira-kira 1 bulan (kira-kira berdaun 3 – 5 helai), tanaman mulai diperjarang.
Penjarangan dilakukan terhadap bibit kerdil hingga jarak antar tanaman menjadi
20 – 25 cm. setelah berumur dua minggu dari tanam, tanaman diberi pupuk urea
sebanyak 200 kg tiap ha atau 1 g tiap tanaman. Pupuk diletakkan diantara
barisan tanaman.
Tanaman selada sering menghadapi ancaman serangan penyakit. Penyakit yang
penting adalah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani Khun. Penyakit ini
sering menyerang tanaman muda (waktu di persemaian). Akan tetapi, penyakit ini
dapat diatasi dengan semprotan larutan Benlate 0,2 – 0,5 % pada tanahnya.
Selain penyakit, ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman. Hama yang
perlu diberantas adalah kutu-kutu daun (Myzus
persicae Sulzer). Hama tersebut merupakan serangga vektor penyakit virus
yang menimbulkan kerugian dan kegagalan seluruh tanaman. Kutu-kutu daun ini
dapat diberantas dengan semprotan Kelthane 0,2 %.
Tanaman selada dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2 – 2,5 bulan dari
waktu tanam. Memungut hasilnya dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya
atau memotong bagian batang antara daun terbawah dengan bagian yang di atas
tanah. Tanaman yang terawat dengan baik dan tidak terserang penyakit dapat
mencapai hasil 15 ton krop tiap ha. Pemasaran produksi selada, seperti selada
telor dan selada potong telah mencapai luar negeri walaupun masih terbatas.
Jenis selada air dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan peternakan ayam.
Selain itu, sedala (daun selada) dapat digunakan untuk lalab, gado-gado dan
salad. Akan tetapi, selada tidak baik bagi penderita sakit perut. Berbeda
dengan sayuran lainnya, selada tidak pernah dimasak karena rasanya menjadi agak
liat dan sulit dicerna.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.