Dalam
Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom
|
:
Plantae
|
Divisi
|
:
Spermatophyta
|
Sub
Divisi
|
:
Angiospermae
|
Kelas
|
:
Dicotiledonae
|
Ordo
|
:
Liliales
|
Famili
|
:
Liliaceae
|
Genus
|
:
Allium
|
Spesies
|
:
Allium spp.
|
Bawang merah merupakan tanaman semusim
yang berbentuk rumput, berbatang pendek, dan berakar serabut. Daunnya panjang
serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi menjadi umbi
lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah
mudah dikenal. Aromanya spesifik dan dapat merangsang keluarnya air mata karena
kandungan minyak eteris allin. Batangnya berbentuk cakram. Di cakram ini tumbuh
tunas dan akar serabut.
Bunganya terkumpul dalam bongkol pada
ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga
sempurna. Ukuran buahnya kecil, berbentuk kubah dengan tiga ruangan, tidak
berdaging. Tiap ruangan buah terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan
terkena sinar matahari. Bawang merah sangat dibutuhkan sebagai bumbu dapur.
Meskipun sering dibutuhkan, tetapi orang tidak mau menanamnya di pekarangan.
Padahal, bawang merah dapat di tanam dengan mudah di dataran rendah maupun
dataran tinggi.
Bawang merah (bawang berumbi merah) ada
beberapa jenis yang terkenal, yaitu bawang merah biasa atau brambang atau
syalot (Allium ascalonicum) dan
bawang merah besar atau bawang bombai atau bawang timur (Allium cepa L.). Kedua jenis bawang merah itu dapat dibedakan
dengan mudah karena masing-masing mempunyai ciri yang khas. Daun bawang
brambang berwarna hijau muda, berbentuk bulat panjang, berongga seperti pipa,
dan apabila dipotong melintang merupakan lingkaran. Bawang brambang biasanya
berumbi kecil, diameter terbesar antara 3 – 4 cm. Rasanya pedas karena kadar
minyak eterisnya tinggi. Tanaman ini mudah berbunga di Indonesia.
Daun bawang bombai berwarna hijau tua,
panjang , berbentuk setengah bulat, dan berlubang seperti pipa. Akan tetapi,
apabila daun dipotong melintang merupakan setengah lingkaran. Umbinya
besar-besar dengan diameter 5 – 8 cm. Rasanya tidak pedas dan agak manis.
Tanaman bawang bombai sulit berbunga di Indonesia. Bawang bombai berumbi merah
atau kuning, ada pula yang berwarna putih. Akan tetapi, umbi putih tidak begitu
disenangi konsumen karena rasanya kurang enak. Varietas bawang brambang yang
terkenal ialah cirebon, ampenan, dan sumenep, sedangkan varietas bawang bombai
ialah red criole, yellow grano dan cairo.
Bawang merah dapat tumbuh dengan baik bila
tanahnya subur, banyak humus (gembur), tidak tergenang air, dan aerasinya baik.
Selain itu, pH tanahnya dijaga antara 5,5 – 6,5. Jika pH-nya terlalu asam
(lebih rendah dari 5,5), garam alumunium (Al) larut dalam tanah. Garam
alumunium tersebut akan bersifat racun terhadap tanaman bawang hingga tumbuhnya
menjadi kerdil. Jika pH-nya lebih tinggi dari 6,5 (netral sampai basa), unsur
mangan (Mn) tidak dapat dimanfaatkan hingga umbi-umbinya menjadi kecil.
Bawang brambang lebih senang pada iklim agak
kering, tanah alluvial, dan suhu udara panas sehingga sangat baik bila ditanam
di dataran rendah. Daerah yang banyak ditanami bawang merah adalah di daerah
Tegal, Cirebon, Pekalongan, Brebes, Madiun, Wates dan Ampenan. Berbeda dengan
brambang, bawang bombai lebih senang dengan iklim basah (lembap) dengan
kelembapan udara 80 – 90 % dan suhu udara 20o C. Selain itu,
penyinaran matahari yang panjang (14 jam) lebih disukai bawang bombai. Oleh
karena itu, bawang bombai sangat baik jika ditanam di dataran tinggi yang
berhawa sejuk (pegunungan).
Bawang brambang sangat baik ditanam pada
musim kemarau, sedangkan bombai sangat baik ditanam pada awal musim kemarau.
Bawang merah pun dapat ditanam pada musim hujan, tetapi beresiko karena hama
atau penyakit sukar dikendalikan.
Bawang merah dapat dikembangbiakkan dengan
umbi dan biji. Namun, pengembangbiakan dengan biji tidak pernah dilakukan
karena perawatannya sulit. Bibit umbi bawang merah sebaiknya berukuran kecil
atau sedang. Jika umbi yang digunakan berukuran besar, akan timbul pemborosan.
Selain itu, bentuk umbinya sebaiknya bulat dan telah disimpan dalam gudang 1 –
2 bulan. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 200.000 umbi dengan berat sekitar
1.200 kg/ha, sedangkan bawang bombai 90.000 umbi dengan berat sekitar 1.500 –
2.000 kg/ha.
Sebelum bawang merah ditanam, tanah diolah
terlebih dahulu. Tanah tersebut dicangkul sedalam 40 cm, kemudian diberi pupuk
kandang atau kompos yang telah jadi sebanyak 10 – 20 ton/ha. Pemberian pupuk
kandang untuk bawang bombai lebih banyak daripada untuk bawang brambang.
Setelah pupuk diratakan, dibuat bedengan yang lebarnya 60 cm untuk bawang
brambang dan 80 – 100 cm untuk bawang bombai. Jika bedengan dibuat terlalu
lebar maka tanah akan sulit didangir. Setiap bedengan memuat tiga baris
tanaman. Tiap baris dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak antar lubang untuk
bawang brambang 20 cm, sedangkan bawang bombai 30 – 40 cm. Antar bedengan
dibuat parit dengan lebar 20 – 30 cm. Parit di daerah Cirebon biasanya dibuat
lebar dan dalam. Parrit tersebut berguna untuk drainase dan penampung air atau
untuk siraman.
Ujung umbi (bibit) yang akan ditanam itu
dipotong sepertiga atau setengahnya. Sesudah pemotongan, bibit tersebut segera
ditanam dalam lubang hingga permukaan irisan umbi tertutup tanah tipis. Bibit
tersebut akan tumbuh setelah satu minggu. Setelah berumur tiga minggu, tanaman
diberi pupuk buatan berupa urea dan TSP dengan perbandingan 3 : 1 sebanyak 4 g
tiap tanaman. Untuk 1 ha diperlukan 600 kh urea dan 200 kg TSP. Penambahan 100
kg/ha KCl dapat dilakukan agar umbi yang dihasilkan keras. Pupuk diberikan
bersama-sama waktu tanah didangir. Tanaman tersebut dilingkari pupuk sejauh 5 –
10 cm dari batangnya. Sewaktu tanah didangir, bedengan yang longsor ditinggikan
supaya umbi-umbinya tidak kelihatan.
Pemeliharaan tanaman bawang merah tidak
sulit, hanya berupa pendangiran dan pemberantasan hama atau penyakit. Tanah
didangir supaya gembur dan rumput atau gulmanya hilang. Pemberantasan hama atau
penyakit harus dilakukan dengan tepat dosis dan jenis agar tanaman tidak
terganggu. Hama dan penyakit yang sering mengganggu tanaman bawang merah dapat
menggagalkan panen.
Jenis serangga pengganggu bawang merah
adalah ulat daun (Laphygma exigua)
dan hama bodas atau hama lier (Thrips
tabaci). Kedua serangga hama ini menyerang tanaman melalui daunnya. Ulat
daun merusak daun dengan cara memotong ujungnya, sedangkan hama bodas menghisap
cairan hingga daun kering. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan
insektisida Kelthane 0,2 % atau Lebaycid 500 EC 0,2 %. Akibat serangan hama
tersebut umbi bawang merah menjadi kecil.
Umbi bawang dapat rusak oleh cendawan
busuk umbi, yaitu Botrytis allii.
Cendawan tersebut menyerang tanaman pada waktu di kebun maupun setelah umbi
disimpan di gudang. Umbi yang terkena cendawan akan menjadi busuk. Jenis bawang
merah yang mudah terkena penyakit ini ialah bawang bombai umbi putih. Hal ini
terjadi jika kebunnya atau tempat penyimpanan terlalu lembap (basah). Jika
gudang penyimpanan kering, tetapi masih terserang penyakit ini, berarti umbi
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta :
Penebar Swadaya, 2003)
*Gambar
hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.