Senin, 12 Juni 2017

Budidaya Seledri (Apium graveolens)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman seledri diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Umbelliferales
Famili
: Umbelliferae
Genus
: Apium
Spesies
: Apium graveolens

Seledri merupakan tanaman setahun yang berbentuk rumput. Tanaman seledri berakar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya pendek karena daunnya terkumpul pada leher akar seperti wortel. Daunnya mempunyai aroma yang harum spesifik. Daun tanaman seledri menjari, melekuk-lekuk dan tidak teratur, serta memiliki tangkai yang panjang. Bunganya terkumpul dalam bongkol bertangkai panjang. Warna bunganya putih kekuning-kuningan. Buahnya panjang berusuk dan keras.

Tanaman ini berkalori sangat tinggi walaupun kadar vitamin B dan C-nya rendah. Di Indonesia seledri banyak digunakan sebagai tanaman sayuran penyegar minor, sedangkan di luar negeri termasuk golongan bahan salad yang kedua setelah selada. Seledri (Apium graveolens L.) merupakan sayuran famili Umbelliferae. Berdasarkan habitus (bentuk) pohonnya, seledri dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu seledri daun, seledri potong dan seledri berumbi.

Seledri daun (A. graveolens L. var. secalinum Alef.) dipanen daunnya atau batangnya saja. Adapun seledri potong (A. graveolens L. var. sylvestre Alef.) dipanen batangnya. Selain itu, ada pula seledri berumbi (A. graveolens L. rapaceum Alef.) yang dipanen daun-daunnya saja. Batang seledri berumbi membengkak membentuk umbi. Dari ketiga jenis seledri tersebut, yang banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun.

Ada jenis tanaman lainnya yang menyerupai seledri potong, yaitu peterseli (Petroselinum vulgare Hill atau Apium petroselinum L.). Akan tetapi, peterseli ini hanya hidup di tempat yang lembab dan teduh (tidak terkena matahari langsung). Tanaman ini digemari oleh orang-orang eropa.

Seledri dapat ditanam baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan), terutama di daerah yang berhawa sejuk (dingin) dan lembab. Daerah yang banyak ditanami seledri adalah Jawa Barat terutama di Cipanas dan Pangalengan. Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan atau akhir musim hujan.

Adapun syarat penting tumbuhnya tanaman seledri ialah tanahnya banyak mengandung humus, gembur serta mengandung garam dan mineral. Selain itu, pH tanahnya antara 5,5 – 6,5. Tanah yang agak kering disukai jenis seledri daun. Oleh karena itu, seledri daun lebih baik ditanam di akhir musim hujan. Tanah yang mengandung pasir atau kerikil dan banyak airnya, tetapi tidak menggenang lebih disukai seledri potong. Akan tetapi, tanah yang mengandung lumpur sebaiknya tidak ditanami seledri.

Tanah yang mengandung garam natrium dan kalsium serta unsur boron lebih disukai tanaman seledri. Jika tanahnya kekurangan natrium, tanaman menjadi kerdil. Oleh karena itu, tanaman seldri perlu diberi garan dapur (NaCl) sebanyak 600 kg/ha. Jika tanaman kekurangan kalsium, kuncup daun seledri menjadi kering. Jika kekurangan unsur boron, batang dan tangkainya menjadi retak-retak. Di luar negeri pada lahan pH rendah dan humusnya tinggi (gambut) sering ditambahkan borax sebanyak 25 kg/ha pada tanaman seledri.

Seledri dikembangbiakkan dengan bijinya, untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan 200 – 250 g biji seledri dan 600 – 1.000 g biji untuk peterseli. Menurut teori, satu hektar hanya diperlukan 100 – 150 g biji seledri atau 500g peterseli dengan daya kecambah 75 %.

Biji-biji seledri ini biasanya disemaikan terlebih dahulu. Tempat biji disemaikan diberi pupuk kandang yang telah jadi.  Pupuk kandang tersebut dicampur dengan tanah dan diratakan. Setelah tanah rata, biji disebar berbaris dengan jarak antar baris 10 cm kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Biji akan tumbuh setelah kira-kira tiga minggu kemudian.

Sebelum benih di tanam, tanah yang akan ditanami disiapkan terlebih dahulu. Tanah tersebut dicangkul sedalam 25 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Setelah itu, tanah dibuat bedengan-bedengan yang lebarnya 1 m. Tiap bedengan memuat tiga baris tanaman. Bibit yang telah berumur satu bulan (berdaun 3 – 5 helai) dipindahkan ke bedengan-bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam 25 cm dan jarak baris 30 cm.

Biji-biji seledri itu dapat pula langsung ditanam di bedengan tanpa disemai. Akan tetapi, cara ini sulit dijamin kelembabannya sehingga ada kemungkinan biji-biji itu tidak tumbuh. Untuk mempercepat tumbuhnya biji, sebelum disemaikan, biji-biji tersebut disimpan di tempat yang basah (dibungkus dengan kain yang selalu basah) sampai keluar akarnya. Biji ditaburkan di persemaian atau langsung ke kebun setelah berakar.

Setelah tanaman berumur 1,5 bulan sejak semai atau 0,5 bulan di kebun (biji berakar), tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk buatan berupa campuran urea dan KCl dengan perbandingan 3 : 2 sebanyak 3 g tiap tanaman (150 kg urea dan 100 kg KCl tiap hektar). Pupuk buatan itu diberikan di sekitar tanaman sejauh 5 cm dari batangnya bersamaan dengan penyiangan. Garam dapur dapat pula ditambahkan dalam jumlah kecil (50 kg/ha) untuk mendorong pertumbuhannya menjadi hijau.

Cara memelihara tanaman seledri yang penting adalah memberantas hama dan penyakit tanaman. Hama yang sering menyerang ialah kutu daun. Kutu daun berfungsi sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit virus mosaik (blorok) dan dapat merusak daun. Hama tersebut dapat diberantas dengan semprotan Kelthane 0,2 %.

Selain itu, diberantas cendawan yang dapat menyebabkan penyakit. Cendawan Cercospora apii menyebabkan penyakit cacar cokelat kuning. Penyakit tersebut menyerang tanaman di persemaian. Adapun cendawan Septoria apii var. graveolentis menyebabkan penyakit cacar hitam. Penyakit tersebut menyerang tanaman dewasa pada saat di kebun. Pemberantasan penyakit yang disebabkan cendawan dapat digunakan fungisida Benlate 0,1 – 0,3 % atau Dithane M-45 0,2 %.

Tanaman seledri dapat dipungut hasilnya setelah berumur antara 2 – 3 bulan dari waktu sebar. Memungutnya dengan cara mencabut tanaman untuk seledri daun, memotong tanamannya pada pangkal batangnya untuk seledri pohon, atau hanya memetik daun-daunnya untuk seledri berumbi. Setelah dipungut untuk pertama kali, tanaman dapat dipanen lagi setelah satu bulan. Tanaman yang dirawat dengan baik dapat menghasilkan 5 – 6 ton/ha. Hasil produksi tanaman seledri tersebut pemasarannya masih terbatas untuk pasar lokal.

Daun seledri digunakan sebagai penyegar masakan soto, bakmi, sop dan masakan Cina. Selain itu, daun seledri pun berguna untuk mengobati penyakit rematik, darah tinggi, dan sukar tidur. Akan tetapi penderita sakit kencing protein (hysteria) tidak baik makan seledri.

Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)

*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...