Dalam Sistematika Tumbuhan
(Taksonomi), tanaman wortel diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Umbelliferales
|
Famili
|
: Umbelliferae
|
Genus
|
: Daucus
|
Spesies
|
: Daucus carota
|
Wortel atau bortel merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput.
Batangnya sangat pendek, hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya berubah bentuk
menjadi umbi. Akar samping sangat sedikit dan timbul pada umbinya. Makin
bermutu umbinya makin tidak ada akar sampingnya, kecuali pada ujung umbi.
Pengambilan hara dari dalam tanah hanya dilakukan oleh akar tunggang.
Dalam pembibitan untuk menghasilkan benih bermutu, pemilihan pohon induk
diarahkan pada bentuk umbi. Umbi terpilih dipindahkan untuk ditanam di tempat
khusus pembibitan. Umbi wortel bentuknya bulat panjang dan langsing. Umbi
wortel berwarna kuning kemerah-merahan karena mengandung karoten (provitamin A)
yang sangat tinggi. Oleh karena itu, baunya tidak sedap. Selain provitamin A,
wortel pun mengandung vitamin B dan C. Umbi wortel ini banyak digemari karena
rasanya enak, gurih, renyah dan sedikit manis.
Wortel mudah ditanam di tempat-tempat yang tingginya lebih dari 500 m dpl,
terutama di ketinggian 1.200 m (pegunungan). Syarat penting tumbuhnya tanaman
ini adalah tanahnya banyak mengandung humus, gembur, dan pH tanahnya berkisar
antara 5,5 – 6,5. Keadaan struktur dan fisik tanah tersebut akan berpengaruh
terhadap pembentukan umbi. Tanah yang terlalu asam (pH kurang dari 5) akan
sulit terbentuk umbi.
Wortel dikembangbiakkan dengan bijinya. Biji tersebut langsung ditanam
tanpa disemai terlebih dahulu. Sebelum ditanam, tanah diolah terlebih dahulu.
Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 40 cm. Jika pengolahan tanahnya
dalam (gembur), umbi wortel yang akan dihasilkan panjang. Setelah dicangkul,
tanah diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton/ha. Pemberian pupuk
kandang ini dapat ditiadakan jika tanahnya sangat subur, misalnya tanah bekas
tanaman kentang dan kubis. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan cangkul
kecil atau kored. Jarak antar alur tersebut 20 cm.
Sebelum ditanam, biji-biji wortel itu harus digosok-gosok dengan kedua
telapan tangan. Hal ini dilakukan agar biji tidak saling melekat karena
biji-biji itu tertutup oleh bulu-bulu yang berbentuk duri bengkok. Setelah itu,
biji wortel ditaburkan dengan hati-hati sepanjang alur, kemudian ditutup tipis
dengan tanah atau pupuk kandang. Untuk lahan seluas 1 ha dibutuhkan 45 kg biji
wortel. Biji tersebut tumbuh setelah 10 hari kemudian.
Setelah berumur 1 bulan, tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk buatan tersebut
berupa campuran urea dan KCl dengan perbandingan 2 : 1 sebanyak 300 kg/ha (200
kg urea dan 100 kg KCl tiap ha). Pupuk buatan ini diletakkan di sebelah kanan
dan kiri tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Pupuk diberikan pada saat tanah
didangir. Selain didangir, tanaman diperjarang sehingga jarak antar tanaman
menjadi 5 – 10 cm agar tanaman tumbuh cepat dan seragam.
Tanaman wortel tidak memerlukan banyak pemeliharaan yang khusus.
Pemeliharaannya cukup dengan memberantas gulma yang tumbuh dan penyakit cacar daun
(Alternaria sp.). Tanaman wortel
dapat dipungut hasilnya setelah berumur tiga bulan dengan cara dicabut. Jika
terlambat memungutnya akan menyebabkan umbi menjadi keras sehingga menurunkan
kualitasnya. Tanaman yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 20 – 30 ton
umbi tiap ha. Produksi wortel umumnya hanya untuk pasar loka dengan harga cukup
tinggi.
Wortel dimakan dalam jumlah yang banyak sangat dianjurkan bagi penderita
sakit. Tidak hanya orang sakit, orang sehat pun bila meminum sari umbi wortel
tiap hari akan terasa segar. Selain untuk kesegaran, umbi wortel dapat
digunakan sebagai sayur, lalapan baik masak ataupun mentah. Selain itu, wortel
yang diparut dapat ditambahkan pada nasi tim. Makanan tersebut sangat baik
diberikan pada anak-anak (bayi).
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.