Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Papavorales
|
Famili
|
: Cruciferae
|
Genus
|
: Raphanus
|
Spesies
|
: Raphanus sativus
|
Tanaman lobak berbentuk rumput atau perdu. Tanaman ini berakar tunggang.
Akar sampingnya tumbuh pada akar tunggang. Bunga mirip bunga petsai, tapi
warnanya putih. Bijinya berbentuk bulat, berukuran besar dan berwarna
kekuningan. Lobak merupakan tanaman semusim yang berumbi. Batangnya pendek dan
daunnya lonjong berbulu. Akar tunggangnya berubah bentuk dan fungsinya menjadi
umbi yang besar. Kandungan zat gizinya lebih banyak berupa vitamin B serta vitamin
C. Lobak ini sangat digemari oleh masyarakat Cina karena rasanya segar dan enak
namun agak pedas.
Tanaman lobak berasal dari Cina. Akan tetapi, kini tanaman ini telah banyak
diusahakan di Indonesia. Tanaman ini mudah ditanam baik di dataran rendah
maupun dataran tinggi (pegunungan). Saat ini daerah yang banyak ditanami lobak
adalah di dataran tinggi, seperti di daerah Pangalenga, Pacet, dan Cipanas.
Luas areal tanaman lobak di Indonesia pada saat ini berkisar 15.700 ha.
Adapun tanah yang baik untuk tanaman lobak adalah yang gembur, mengandung
humus, dan lapisan atasnya tidak mengandung kerikil-kerikil (batu-batu kecil). Selain
itu, derajat keasaman tanah yang baik antara 5 – 6. Sementara waktu tanam yang
baik untuk lobak ialah saat musim hujan atau awal musim kemarau. Walaupun demikian,
lobak dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan cukup air.
Lobak ditanam dari bijinya. Bibit tersebut tidak perlu didatangkan dari
luar negeri (impor). Biji cukup dari biji hasil sendiri karena tanaman ini
mudah berbunga dan dapat berbiji.
Biji-biji tersebut dapat langsung ditanam di kebun tanpa disemai terlebih
dahulu. Untuk penanaman seluas 1 ha dibutuhkan biji sebanyak 5 kg. Menurut
teori, untuk lahan seluas 1 ha dibutuhkan 4 kg biji dengan daya kecambah 75 %. Sebelum
biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dahulu. Lahan tersebut
dicangkul sedalam 30 – 40 cm kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak
10 ton/ha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak antar alur 30 cm.
Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur agar sinar
matahari masuk ke dalam tanaman sebanyak-banyaknya.
Selanjutnya, biji-biji tersebut ditaburkan tipis merata sepanjang alur,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Biji akan tumbuh sesudah empat hari
kemudian. Setelah berumur 2 – 3 minggu dari waktu tanam, mulai disiang sambil
dibuat guludan. Guludan dibuat dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman
ditinggikan. Sambil tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang
tumbuh kerdil dicabut dan yang subur ditinggalkan. Setelah diperjarang, jarak
antar tanaman menjadi 10 – 20 cm.
Pada umumnya, petani jarang melakukan pemberian pupuk buatan. Akan tetapi,
agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak perlu diberi pupuk buatan.
Pupuk buatan yang perlu diberikan ialah urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 2
sebanyak 6 g tiap tanaman. Pupuk diberikan di kanan-kiri batang dengan jarak 5
cm. Dengan demikian, untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan 100 kg urea dan 200
kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan bersamaan dengan waktu tanah didangir.
Tanaman lobak penting sekali untuk dijaga dari kutu-kutu daun yang mungkin
menyerang. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida seperti
Kelthane 0,2 % atau Decis 2,5 EC 0,2 – 0,3 %.
Hasil tanaman lobak dapat dipungut setelah umbi-umbi itu cukup besar,
kira-kira berumur dua bulan. Keterlambatan dalam memungut hasil akan
menyebabkan umbi menjadi kayu dan rasanya tidak enak (kapus-kapus). Jika hal
itu terjadi, umbi lobak tidak akan laku dijual. Tanaman yang terawat dengan
baik dan sehat dapat menghasilkan umbi 15 – 20 ton/umbi tiap ha. Bahkan ada
jenis lobak yang dapat menghasilkan umbi yang beratnya antara 0,5 – 1 kg tiap
tanaman dan umbinya pun enak dimakan. Produksi lobak saat ini umumnya masih untuk
konsumsi lokal.
Lobak dapat digunakan sebagai obat gangguan ginjal dan demam. Selain itu
lobak dapat pula menghilangkan lendir dalam kerongkongan sehingga baik sekali
untuk obat batuk. Lobak, terutama umbinya dapat dimakan mentah atau dibuat acar
(asinan) tetapi umumnya dibuat sebagai campuran soto.
Radis digunakan sebagai lalap yang paling digemari orang-orang Cina. Lalap umbi
radis yang masih mentah lebih baik daripada yang telah dimasak, tetapi rasanya
lebih pedas. Selain itu, daun radis pun enak untuk disayur.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.