Kamis, 08 Juni 2017

Budidaya Lobak (Raphanus sativus)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman lobak diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae
Genus
: Raphanus
Spesies
: Raphanus sativus

Tanaman lobak berbentuk rumput atau perdu. Tanaman ini berakar tunggang. Akar sampingnya tumbuh pada akar tunggang. Bunga mirip bunga petsai, tapi warnanya putih. Bijinya berbentuk bulat, berukuran besar dan berwarna kekuningan. Lobak merupakan tanaman semusim yang berumbi. Batangnya pendek dan daunnya lonjong berbulu. Akar tunggangnya berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi yang besar. Kandungan zat gizinya lebih banyak berupa vitamin B serta vitamin C. Lobak ini sangat digemari oleh masyarakat Cina karena rasanya segar dan enak namun agak pedas.

Lobak (Raphanus sativus L.) termasuk dalam famili Cruciferae. Tanaman ini dikenal tiga jenis yaitu jenis yang pertama adalah Raphanus sativus L.var. hortensis Backer atau dikenal dengan nama lobak. Lobak ini umbinya panjang dan berwarna putih. Sementara jenis kedua adalah R. sativus L. var. radicula Pres A. DC atau dikenal dengan nama radis. Umbinya bulat dan berwarna merah atau putih. Jenis yang terakhir adalah Raphanus sativus L. var. niger Mirat atau dikenal sebagai lobak hitam. Ketiga Raphanus sativus tersebut mudah dibedakan satu sama lain dengan melihat bentuk dan warna umbinya. Umbi yang masih mentah dari ketiga varietas tersebut rasanya pedas. Akan tetapi, rasa pedasnya tidak sampai merangsang selaput (lapisan kendang) telinga seperti halnya cabai (lombok).

Tanaman lobak berasal dari Cina. Akan tetapi, kini tanaman ini telah banyak diusahakan di Indonesia. Tanaman ini mudah ditanam baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Saat ini daerah yang banyak ditanami lobak adalah di dataran tinggi, seperti di daerah Pangalenga, Pacet, dan Cipanas. Luas areal tanaman lobak di Indonesia pada saat ini berkisar 15.700 ha.

Adapun tanah yang baik untuk tanaman lobak adalah yang gembur, mengandung humus, dan lapisan atasnya tidak mengandung kerikil-kerikil (batu-batu kecil). Selain itu, derajat keasaman tanah yang baik antara 5 – 6. Sementara waktu tanam yang baik untuk lobak ialah saat musim hujan atau awal musim kemarau. Walaupun demikian, lobak dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan cukup air.

Lobak ditanam dari bijinya. Bibit tersebut tidak perlu didatangkan dari luar negeri (impor). Biji cukup dari biji hasil sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan dapat berbiji.

Biji-biji tersebut dapat langsung ditanam di kebun tanpa disemai terlebih dahulu. Untuk penanaman seluas 1 ha dibutuhkan biji sebanyak 5 kg. Menurut teori, untuk lahan seluas 1 ha dibutuhkan 4 kg biji dengan daya kecambah 75 %. Sebelum biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dahulu. Lahan tersebut dicangkul sedalam 30 – 40 cm kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 ton/ha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak antar alur 30 cm. Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur agar sinar matahari masuk ke dalam tanaman sebanyak-banyaknya.

Selanjutnya, biji-biji tersebut ditaburkan tipis merata sepanjang alur, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Biji akan tumbuh sesudah empat hari kemudian. Setelah berumur 2 – 3 minggu dari waktu tanam, mulai disiang sambil dibuat guludan. Guludan dibuat dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman ditinggikan. Sambil tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan yang subur ditinggalkan. Setelah diperjarang, jarak antar tanaman menjadi 10 – 20 cm.

Pada umumnya, petani jarang melakukan pemberian pupuk buatan. Akan tetapi, agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak perlu diberi pupuk buatan. Pupuk buatan yang perlu diberikan ialah urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 2 sebanyak 6 g tiap tanaman. Pupuk diberikan di kanan-kiri batang dengan jarak 5 cm. Dengan demikian, untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan 100 kg urea dan 200 kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan bersamaan dengan waktu tanah didangir.

Tanaman lobak penting sekali untuk dijaga dari kutu-kutu daun yang mungkin menyerang. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida seperti Kelthane 0,2 % atau Decis 2,5 EC 0,2 – 0,3 %.

Hasil tanaman lobak dapat dipungut setelah umbi-umbi itu cukup besar, kira-kira berumur dua bulan. Keterlambatan dalam memungut hasil akan menyebabkan umbi menjadi kayu dan rasanya tidak enak (kapus-kapus). Jika hal itu terjadi, umbi lobak tidak akan laku dijual. Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan umbi 15 – 20 ton/umbi tiap ha. Bahkan ada jenis lobak yang dapat menghasilkan umbi yang beratnya antara 0,5 – 1 kg tiap tanaman dan umbinya pun enak dimakan. Produksi lobak saat ini umumnya masih untuk konsumsi lokal.

Lobak dapat digunakan sebagai obat gangguan ginjal dan demam. Selain itu lobak dapat pula menghilangkan lendir dalam kerongkongan sehingga baik sekali untuk obat batuk. Lobak, terutama umbinya dapat dimakan mentah atau dibuat acar (asinan) tetapi umumnya dibuat sebagai campuran soto.

Radis digunakan sebagai lalap yang paling digemari orang-orang Cina. Lalap umbi radis yang masih mentah lebih baik daripada yang telah dimasak, tetapi rasanya lebih pedas. Selain itu, daun radis pun enak untuk disayur.

Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)


*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...