Minggu, 18 Juni 2017

Budidaya Mentimun (Cucumis sativus L.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman mentimun diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Violales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucumis
Spesies
: Cucumis sativus .L.

Mentimun atau bonteng merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar. Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat berbentuk pilin (spiral). Panjang batang mentimun 0,5 m – 1,5 m. Daun mentimun lebar berlekuk menjari dan dangkal, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daunnya beraroma kurang sedap dan langu. Bulunya tidak begitu tajam.

Bunga tanaman mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet. Tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga. Daun mahkota berwarna kuning menyala. Buah mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Buah mentimun sangat digemari oleh setiap orang karena rasanya segar, sedikit berair dan dingin.

Mentimun (Cucumis sativus L.) atau di Jawa Barat dikenal dengan nama bonteng. Ada pula yang menyebutnya dengan nama timun. Mentimun dibagi dalam 2 golongan, yaitu mentimun yang buahnya berbintil-bintil dan mentimun krai. Mentimun yang buahnya terdapat bintil-bintil seperti jerawat, terutama pada bagian pangkal buah, terdiri dari tiga macam sebagai berikut. Mentimun biasa atau timun memiliki kulit buah yang tipis dan lunak. Saat muda buahnya berwarna hijau keputih-keputihan, setelah tua berwarna cokelat. Jenis mentimun inilah yang banyak ditanam di Indonesia. Mentimun watang memiliki kulit buah yang tebal dan agak keras. Saat muda buahnya berwarna hijau keputih-putihan, setelah tua menjadi kuning tua. Mentimun wuku memiliki kulit buah agak tebal. Saat muda buahnya berwarna kuning kecokelatan, setelah tua menjadi cokelat tua.

Adapun krai atau mentimun krai berbuah halus dan tidak berjerawat. Buahnya berwarna kekuning-kuningan  dan bergaris-garis putih. Krai terbagi menjadi dua macam, yaitu krai besar dan mentimun suri. Krai besar seperti mentimun biasa, baik bentuk buah maupun rasanya. Sementara buah mentimun suri atau bonteng suri besarnya hampir sepuluh kalo mentimun biasa. Bentuknya lonjong (oval) dan rasanya repui. Di Jawa Barat mentimun suri dikenal sebagai mentimun puan. Mentimun suri ini sering dibuat sebagai minuman es sirup.

Mentimun dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1.000 m dpl. Oleh karena itu, di dataran rendah mentimun banyak ditanam, misalnya di Darmaga dan Ciomas (Bogor). Syarat-syarat penting tumbuhnya mentimun adalah tanahnya subur, pH tanah antara 6 – 7, dan lahannya harus terbuka. Selain itu, tanaman ini perlu banyak air, terutama waktu berbunga, tetapi air tanahnya tidak menggenang. Walaupun demikian tanamannya ini tidak senang banyak hujan. Oleh karena itu, waktu bertanam yang baik ialah pada akhir musim hujan atau musim kemarau.

Mentimun dikembangbiakkan dengan biji. Biji dapat langsung ditanam tanpa disemai. Tanah yang akan digunakan terlebih dahulu dicangkul sedalam 30 cm kemudian diratakan. Setelah itu, tanah dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak antar lubang 50 cm dan jarak antar baris lubang 100 cm. Lubang tersebut, kemudian diberi pupuk kandang atau kompos yang telah jadi sebanyak 2 – 3 kg. Setiap lubang ditanam 2 – 3 biji mentimun kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Untuk penanaman lahan seluas 1 ha diperlukan 3 kg biji mentimun. Biji tersebut akan tumbuh setelah 3 – 5 hari ditanam. Selanjutnya, tanaman yang dipelihara hanya satu per lubang.

Sesudah berumur dua minggu dari waktu tanam, tanaman diperjarang. Tanaman yang lemah dibuang. Tanaman yang dicabut dapat dipindahkan ke lubang yang bijinya tidak tumbuh. Penjarangan ini dimaksudkan agar tanaman yang ditinggalkan dapat tumbuh dengan bebas dan cepat besar. Tanaman sebaiknya dirambatkan pada lanjaran seperti kacang panjang.

Sesudah tanaman berumur 1 bulan, pupuk buatan mulai diberikan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1 : 2 : 1 sebanyak 20 g tiap tanaman (100 kg urea, 200 kg TSP dan 100 kg KCl tiap hektar). Pupuk buatan itu diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 4 cm dari batangnya. Sebaiknya pupuk diberikan bersamaan saat tanah didangir. Tanah tersebut ditinggikan sepanjang baris tanaman sehingga terbentuk bedengan dan selokan pembuangan air di antara barisan.

Tanaman mentimmun tidak banyak membutuhkan perawatan, cukup dengan memotong ujung-ujung tanaman jika tumbuh terlalu gemuk serta memberantas hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang adalah oteng-oteng (Epilachna sp.). Hama tersebut merusak tanaman dengan memakan daun-daun. Pemberantasannya dengan insektisida, diantaranya Decis 2,5 EC 0,2 %.

Tanaman yang terserang penyakit menular seperti penyakit layu harus segera dibuang. Penyakit layu disebabkan oleh sejenis bakteri atau virus mosaik. Biasanya penyakit layu banyak terjadi pada musim hujan, yaitu bila tanahnya terlalu basah. Penyakit lainnya yang sering menyerang ialah penyakit embun yang disebut downy mildew. Penyakit embun sering timbul jika malam hari mendung. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora cubensis Berk & Curt. (Rostow). Penyakit ini dapat diberantas dengan Dithane M-45 atau Antracol 0,2 % asalkan belum terlambat.

Tanaman mentimun biasanya mulai berbunga umur 45 – 50 hari dari waktu tanam. Biasanya bunga pertama sampai kelima adalah jantan. Panen pertama buah mentimun ketika tanaman berumur dua bulan dari waktu tanam. Untuk asinan, buah harus dipanen masih muda. Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 20 ton buah tiap hektar. Produksi mentimun yang diolah menjadi asinan (pickle) sangat popule dalam perdagangan internasional.

Buah mentimun dapat dibuat acar dan asinan. Jenis yang sering dibuat asinan adalah mentimun jepang. Buah mentimun jepang kecil sekali. Adapun krai biasanya hanya dimakan mentah seperti lalap, sedangkan mentimun suri biasanya untuk minuman es sirup.

Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)

*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...