Dalam Sistematika Tumbuhan
(Taksonomi), tanaman mentimun diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Violales
|
Famili
|
: Cucurbitaceae
|
Genus
|
: Cucumis
|
Spesies
|
: Cucumis sativus .L.
|
Mentimun atau bonteng merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar.
Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat
berbentuk pilin (spiral). Panjang batang mentimun 0,5 m – 1,5 m. Daun mentimun
lebar berlekuk menjari dan dangkal, berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Daunnya beraroma kurang sedap dan langu. Bulunya tidak begitu tajam.
Mentimun (Cucumis sativus L.)
atau di Jawa Barat dikenal dengan nama bonteng. Ada pula yang menyebutnya
dengan nama timun. Mentimun dibagi dalam 2 golongan, yaitu mentimun yang
buahnya berbintil-bintil dan mentimun krai. Mentimun yang buahnya terdapat
bintil-bintil seperti jerawat, terutama pada bagian pangkal buah, terdiri dari
tiga macam sebagai berikut. Mentimun biasa atau timun memiliki kulit buah yang
tipis dan lunak. Saat muda buahnya berwarna hijau keputih-keputihan, setelah
tua berwarna cokelat. Jenis mentimun inilah yang banyak ditanam di Indonesia. Mentimun
watang memiliki kulit buah yang tebal dan agak keras. Saat muda buahnya
berwarna hijau keputih-putihan, setelah tua menjadi kuning tua. Mentimun wuku
memiliki kulit buah agak tebal. Saat muda buahnya berwarna kuning kecokelatan,
setelah tua menjadi cokelat tua.
Adapun krai atau mentimun krai berbuah halus dan tidak berjerawat. Buahnya berwarna
kekuning-kuningan dan bergaris-garis putih.
Krai terbagi menjadi dua macam, yaitu krai besar dan mentimun suri. Krai besar
seperti mentimun biasa, baik bentuk buah maupun rasanya. Sementara buah mentimun
suri atau bonteng suri besarnya hampir sepuluh kalo mentimun biasa. Bentuknya lonjong
(oval) dan rasanya repui. Di Jawa Barat mentimun suri dikenal sebagai mentimun
puan. Mentimun suri ini sering dibuat sebagai minuman es sirup.
Mentimun dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai
ketinggian 1.000 m dpl. Oleh karena itu, di dataran rendah mentimun banyak
ditanam, misalnya di Darmaga dan Ciomas (Bogor). Syarat-syarat penting
tumbuhnya mentimun adalah tanahnya subur, pH tanah antara 6 – 7, dan lahannya
harus terbuka. Selain itu, tanaman ini perlu banyak air, terutama waktu
berbunga, tetapi air tanahnya tidak menggenang. Walaupun demikian tanamannya
ini tidak senang banyak hujan. Oleh karena itu, waktu bertanam yang baik ialah
pada akhir musim hujan atau musim kemarau.
Mentimun dikembangbiakkan dengan biji. Biji dapat langsung ditanam tanpa
disemai. Tanah yang akan digunakan terlebih dahulu dicangkul sedalam 30 cm
kemudian diratakan. Setelah itu, tanah dibuat lubang-lubang tanam dengan jarak
antar lubang 50 cm dan jarak antar baris lubang 100 cm. Lubang tersebut,
kemudian diberi pupuk kandang atau kompos yang telah jadi sebanyak 2 – 3 kg. Setiap
lubang ditanam 2 – 3 biji mentimun kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Untuk
penanaman lahan seluas 1 ha diperlukan 3 kg biji mentimun. Biji tersebut akan
tumbuh setelah 3 – 5 hari ditanam. Selanjutnya, tanaman yang dipelihara hanya
satu per lubang.
Sesudah berumur dua minggu dari waktu tanam, tanaman diperjarang. Tanaman
yang lemah dibuang. Tanaman yang dicabut dapat dipindahkan ke lubang yang
bijinya tidak tumbuh. Penjarangan ini dimaksudkan agar tanaman yang
ditinggalkan dapat tumbuh dengan bebas dan cepat besar. Tanaman sebaiknya
dirambatkan pada lanjaran seperti kacang panjang.
Sesudah tanaman berumur 1 bulan, pupuk buatan mulai diberikan. Pupuk buatan
berupa campuran urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1 : 2 : 1 sebanyak 20 g
tiap tanaman (100 kg urea, 200 kg TSP dan 100 kg KCl tiap hektar). Pupuk buatan
itu diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 4 cm dari batangnya. Sebaiknya pupuk
diberikan bersamaan saat tanah didangir. Tanah tersebut ditinggikan sepanjang
baris tanaman sehingga terbentuk bedengan dan selokan pembuangan air di antara
barisan.
Tanaman mentimmun tidak banyak membutuhkan perawatan, cukup dengan memotong
ujung-ujung tanaman jika tumbuh terlalu gemuk serta memberantas hama dan
penyakit. Hama yang sering menyerang adalah oteng-oteng (Epilachna sp.). Hama tersebut merusak tanaman dengan memakan
daun-daun. Pemberantasannya dengan insektisida, diantaranya Decis 2,5 EC 0,2 %.
Tanaman yang terserang penyakit menular seperti penyakit layu harus segera
dibuang. Penyakit layu disebabkan oleh sejenis bakteri atau virus mosaik. Biasanya
penyakit layu banyak terjadi pada musim hujan, yaitu bila tanahnya terlalu
basah. Penyakit lainnya yang sering menyerang ialah penyakit embun yang disebut
downy mildew. Penyakit embun sering
timbul jika malam hari mendung. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora cubensis Berk &
Curt. (Rostow). Penyakit ini dapat diberantas dengan Dithane M-45 atau Antracol
0,2 % asalkan belum terlambat.
Tanaman mentimun biasanya mulai berbunga umur 45 – 50 hari dari waktu
tanam. Biasanya bunga pertama sampai kelima adalah jantan. Panen pertama buah
mentimun ketika tanaman berumur dua bulan dari waktu tanam. Untuk asinan, buah
harus dipanen masih muda. Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat
menghasilkan 20 ton buah tiap hektar. Produksi mentimun yang diolah menjadi
asinan (pickle) sangat popule dalam
perdagangan internasional.
Buah mentimun dapat dibuat acar dan asinan. Jenis yang sering dibuat asinan
adalah mentimun jepang. Buah mentimun jepang kecil sekali. Adapun krai biasanya
hanya dimakan mentah seperti lalap, sedangkan mentimun suri biasanya untuk
minuman es sirup.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.