diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Solanales
|
Famili
|
: Solanaceae
|
Genus
|
: Lycopersicum
|
Spesies
|
: Lycopersicum esculentum
Mill.
|
Tanaman umumnya berbentuk perdu,
kecuali tomat liar yang batangnya panjang sekali sehingga bersifat menjalar dan
berumur lebih dari setahun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar samping
yang banyak dan dangkal. Batang tomat persegi dan berbulu halus. Bunganya
berbentuk terompet kecil dengan benang sari yang bersatu membentuk tabung Warna
bunga umumnya kuning. Buah tomat muda berwarna hijau dan tidak enak dimakan
(langu). Setelah tua, tomat berwarna merah dan dagingnya lunak. Di dalam
ruangan buah terdapat banyak biji.
Bentuk buahnya ada yang bulat, bulat pipih, dan ada pula yang seperti bola lampu. Buahnya berdaging, banyak mengandung air, dan tersusun dalam tandan. Daunnya bercelah dengan tulang daun menyirip dan tersusun dalam sebuah tangkai bersama. Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena rasanya enak, segar, dan seikit asam. Selain itu, tomat yang telah tua dan berwarna merah merupakan sumber Vitamin A, Vitamin C, dan sedikit Vitamin B. Kandungan Vitamin A-nya lebih tinggi 2 – 3 kali dari semangka.
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill atau yang dahulu disebut (Solanum lycopersicum L.) memiliki
berbagai jenis (subspecies). Beberapa subspesies yang terkenal diantaranya
tomat apel, tomat porselin, tomat sayur, tomat kentang, dan tomat keriting.
Tomat apel (Solanum lycopersicum L. pyriforme) berbuah dengan bentuk bulat,
kuat (kompak), dan sedikit keras seperti buah apel atau pir. Tomat porselin
atau tomat sayur (Solanum lycopersicum
L. commune) berbuah bulat pipih,
lunak, bentuk tidak teratur, dan sedikit beralur-alur di dekat tangkainya.
Tomat jenis inilah yang banyak dijual di pasar. Tomat kentang (Solanum lycopersicum L. grandifolium) berbuah bulat besar dan
padat (kompak) seperti apel, hanya ukurannya lebih kecil dari tomat apel,
sedangkan daunnya lebar. Tomat keriting (Solanum
lycopersicum L. validum) berbuah
dengan bentuk agak lonjong dan keras. Daunnya rimbun keriting seperti terserang
penyakit virus keriting dan berwarna hijau kelam.
Tomat pun terdiri dari berbagai
varietas. Varietas tomat yang berbuah sedang adalah moneymaket, maascross,
extase, bonset dan monreist. Adapun varietas yang berbuah besar ialah
geraldton, smooth skin dan indian river. Varietas tomat tersebut hanya baik
ditanam di dataran tinggi. Selain jenis tomat tersebut, masih ada jenis tomat
lainnya yang kurang disukai dalam pemasaran. Bentuk buahnya bulat kecil sebesar
kelereng, yaitu tomat liar (Lycopersicum
cerasiforme, Lycopersicum hirsutum, dan lain-lain) dan tomat ranti (Lycopersicum pimpinellifolum). Akan
tetapi, tomat ini agak tahan terhadap hujan dan penyakit layu. Tomat ranti
berwarna merah setelah matang, sedangkan tomat liar berwarna hitam.
Tomat dapat tumbuh baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Jenis tomat sayur lebih baik ditanam
di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik ditanam di dataran tinggi. Namun,
ada varietas yang termasuk tipe tomat apel yang cocok ditanam di dataran rendah
dan tahan terhadap penyakit layu seperti VC.11 (Ratna), AV-33 (Intan), berlian,
mutiara dan TW 375.
Tanaman tomat sangat peka terhadap
tanah yang sedikit kekurangan zat-zat hara, terutama unsur nitrogen (zat lemas).
Oleh karena itu penanaman tomat harus pada tanah gembur, sedikit mengandung
pasir, dan banyak mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang sedikit
mengandung pasir dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5 – 6 sangat disukai
tanaman ini.
Tanaman tomat pun tidak tahan
terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu tanam terbaik ialah dua bulan sebelum
musim hujan hingga akhir musim hujan. Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal
musim hujan. Akan tetapi, tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak
terjadi serangan penyakit daun dan buahnya banyak yang pecah sehingga mutunya
menurun. Di sawah atau tempat yang dapat diairi/tergenang, waktu tanam yang
paling baik adalah awal musim kemarau.
Tomat dikembangbiakkan dengan
bijinya. Sebelum ditanam, biji tomat disemai terlebih dahulu. Tanah untuk
persemaian dicangkul dan diberi pupuk kandang yang telah jadi dan steril. Untuk
melindungi semaian dibuatkan atap yang menghadap ke timur dan miring ke barat
setinggi satu meter. Atap ini berguna untuk menjaga kelembaban, memperoleh suhu
yang tetap, dan mengatur banyaknya sinar matahari yang masuk.
Biji tomat ditaburkan berbaris
dengan jarak antar baris 5 cm. Penaburan dilakukan dengan hati-hati dan
tipis-tipis di atas tanah persemaian. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan
sebanyak 300 – 400 g biji tomat. Menurut teori, penanaman 1 ha lahan hanya
diperlukan 150 g biji yang berdaya kecambah 75 %. Biji tomat akan tumbuh
setelah 5 -7 hari disemaikan. Setelah berumur dua minggu, bibit dipindahkan ke
dalam kantong plastik atau bumbung (pot) daun pisang.
Lahan yang akan digunakan dicangkul
sedalam 40 cm dan dibuat bedengan dengan lebar 1,40 – 1,60 m. Di atas bedengan
dibuat lubang dengan jarak 50 – 60 cm. Jarak antar baris lubang 70 – 80 cm
sehingga tiap bedengan terdiri dari dua baris lubang. Tiap-tiap lubang diberi
pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 0,5 – 1 kg atau 20 ton/ha. Pada lahhan
tersebuut juga dibuatkan saluran pembuangan air (parit) antar bedengan dengan
lebar 20 cm. Parit ini sangat penting untuk drainase dan mencegah serangan penyakit
layu.
Setelah berumur satu bulan
kira-kira berdaun empat helai, bibit tomat dipindahkan ke lubang-lubang yang
telah tersedia di kebun. Setiap lubang ditanami satu batang tanaman yang sehat,
kuat dan subur. Jika diperlukan, tanaman ditutupi dengan dedaunan atau pelepah
pisang. Tutup ini untuk mencegah teriknya sinar matahari atau pukulan air hujan
yang mungkin jatuh. Setelah 3 – 4 hari tutup dibuka.
Tanaman tomat yang telah berumur
1,5 bulan diberi pupuk buatan berupa campuran urea, TSP dan KCL dengan
perbandingan 2 : 3 : 1 sebanyak 12 g setiap tanaman. Pupuk ini diletakkan dalam
alur yang melingkari batang tanaman, kurang lebih 5 cm dari batang tanaman.
Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk buatan ini diulangi
sekali lagi setelah 2 – 3 minggu kemudian. Dengan demikian, untuk tiap hektar
tanaman dibutuhkan 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100 kg KCl. Pada tanah tandus,
pupuk urea diberikan sampai 300 kg per ha. Pemberian pupuk buatann sebaiknya
bersamaan waktunya dengan pendangiran tanah.
Saat umur tanaman tomat 1,5 bulan
cabang samping dipangkas hingga tersisa 1 – 2 cabang utama tiap tanaman. Tunas
yang tumbuh pada ketiak daun dan berbunga sedikit (tunas liar) harus dibuang.
Tunas-tunas tersebut dapat mengurangi hasil buah.
Tanaman tomat perlu pemeliharaan
khusus (intensif), terutama dalam pengendalian serangan hama dan penyakit.
Walaupun demikian, banyak orang yang menanam tomat secara komersial karena
memberikan keuntungan yang layak. Adapun cara memelihara tomat adalah dengan
membersihkan rumput atau gulma, mengatur ketersediaan alir, memasang ajir dari
bambu serta memberantas hama dan penyakit yang menyerang.
Untuk pemberantasan hama dan
penyakit sebaiknya terlebih dahulu mengenali jenis hama dan penyakitnya. Jenis
hama tomat ialah ulat penggerek buah (Heliothis
sp.) dan ulat tanah (Agrotis sp.).
Ulat tanah ini dapat mematahkan tanaman muda. Ulat tanah dapat diberantas
dengan disemprotkan Rhocap 10 G 0,1 % di sekitar tanaman, sedangkan ulat
penggerek buah dengan Decis 2,5 EC 0,2 %.
Hama lainnya yang dapat merusak
tanaman tomat ialah cacing. Cacing yang berbahaya adalah nematoda bintil akar (Meloidogyne sp.). Nematoda ini hanya
timbul pada tanah-tanah yang terlalu asam (pH 4 – 5). Hama ini menyebabkan
akar-akar tomat berbintil, tanaman lemah dan produksi menurun.
Selain hama, ada bahaya lainnya
yang dapat merusak tanaman tomat yaitu penyakit. Berbagai jenis penyebab
penyakit berbahaya bagi tanaman tomat adalah cendawan, bakteri dan virus.
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan
adalah penyakit damping off, busuk
daun, dan layu. Cendawan Rhizoctonia
sp. dan Pythium sp. dapat menimbulkan
penyakit damping off. Penyakit ini
sering mengancam tanaman di persemaian. Serangan penyakit ini dapat dicegah
dengan penyemprotan Dithane M-45 0,2 % sebelum penyakit muncul.
Cendawan Phytophthora infestans dapat menyebabkan penyakit busuk daun atau
penyakit cacar. Daun dan buah dari tanaman yang terserang penyakit ini bernoda
hitam seperti cacar, tidak teratur dan akhirnya menjadi kering dan busuk.
Penyakit ini dapat diberantas dengan Benlate 0,1 – 0,3 %, Antracol, atau
Dithane M-45 0,2 %.Jika diberantas terlambat, penyakit ini dapat menggagalkan
panen.
Adapun jenis cendawan Fusarium oxysporum dapat menyebabkan penyakit
layu atau lanas. Serangan penyakit ini terjadi pada akar sehingga sulir
diberantas. Selain itu, penyakit dapat menyebar melalui tanah, air dan bibit.
Penyakit layu ini pun dapat disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pengobatannya sampai saat ini belum
ditemukan. Penyakit ini dapat menyebar melalui tanah, air dan bibit.
Jenis penyakit lainnya yang
menyerang tomat dapat pula disebabkann oleh virus. Jenis virusnya berupa virus
keriting dan Tobacco Mosaik Virus (TMV) atau blorok yang sampai kini belum
dapat diberantas. Penyakit ini disebarkan oleh serangga vektor berupa kutu daun
Myzuz persiae.
Jenis penyakit yang disebutkan di
atas bersifat cepat menjalar/menyebar. Timbulnya penyakit damping off dan penyakit layu terjadi akibat penggunaan pupuk
kandang yang belum jadi. Penyebaran penyakit dapat dicegak dengan cara tanaman
yang terserang penyakit segera dicabut dan dibakar. Pencegahan lainnya ialah
diadakan rotasi tanaman, dijaga kebersihan tanaman, dan digunakan varietas
tahan penyakit layu misalnya varietas ratna dan intan. Selain itu, dapat
digunakan pula bibit tomat sambungan (enten). Bibit tomat tersebut disambung
diatas batang tekokak atau terung gelatik untuk mencegah penyakit melalui akar
(seperti penyakit layu cendawan dan layu bakteri). Alasan penyambungan ini
karena tekokak dan terung gelatik tahan terhadap penyakit tersebut.
Buah pertama sudah bisa dipungut
setelah tanaman berumur dua bulan tanam. Bila buah dipungut terlambat, yaitu
terlalu masak atau tua maka banyak buah yang jatuh dan mudah rusak selama dalam
pengangkutan. Tanaman yang unggul dan sehat dapat menghasilkan 10 – 25 ton buah
tomat per ha. Produksi tomat di Indonesia sekitar 25.000 ton dengan luas
berkisar 4.000 ha. Hasil produksi tomat telah diperdagangkan secara luas. Tomat
dalam negeri (Sumatera Utara dan Jawa Barat) telah masuk pasar luar negeri
seperti Malaysia dan Singapura. Tomat tipe apel dan gondol (roma) adalah jenis
tomat yang disenangi konsumen luar negeri.
Buah tomat baik untuk penderita
penyakit wasir. Rujak tomat, air tomat dan gula dapat diberikan pada anak-anak,
bayi dan orang-orang yang baru menderita sakit. Namun, tomat tidak dianjurkan
bagi orang yang sering menderita sakit perut. Selain itu, air tomat dapat
melicinkan kulit, terutama muka, sehingga baik untuk perawatan kecantikan.
Buah tomat pun dapat digunakan
sebagai bumbu sayur, saus tomatm jus dan dodol. Selain dapat dimakan mentah,
tomat dapat digunakan sebagai lalap dalam nasi goreng dan bakmi.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.