Dalam Sistematika Tumbuhan
(Taksonomi), tanaman kangkung
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Solanales
|
Famili
|
: Convolvulaceae
|
Genus
|
: Ipomoea
|
Spesies
|
: Ipomoea sp.
|
Kangkung merupakan tanaman sayuran
komersial yang bersifat menjalar. Kangkung berbatang kecil, bulat panjang dan
berlubang di dalamnya. Daunnya digemari seluruh lapisan masyarakat Indonesia
karena rasanya enak segar. Selain itu, kangkung banyak mengandung Vitamin A,
Vitamin C, dan mineral, terutama zat besi.
Jenis kangkung yang enak dimakan dan terkenal antara lain kangkung darat (Ipomoea reptans L. Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk). Kangkung darat berdaun panjang, berujung runcing, dan berwarna hijau keputih-putihan. Bunganya berwarna putih. Sementara jenis kangkung air berdaun panjang, tetapi ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau kelam. Bunganya berwarna kekuning-kuningan atau ungu. Varietas kangkung darat di antaranya sutera dan bangkok. Adapun varietas kangkung air di antaranya sukabumi dan biru.
Kangkung dapat dengan mudah ditanam
di semua tipe tanah, asalkan tanahnya subur (cukup mengandung lumpur) dan cukup
air. Kangkung biasanya ditanam di kolam, rawa, sawah, atau di atas timbunan
sampah. Tanaman ini jarang ditemui di pekarangan. Kangkung darat biasanya
ditanam ditempat-tempat yang agak kering, sedangkan kangkung air di
pinggir-pinggir kolam dan rawa. Adapun waktu tanam kangkung yang baik adalah
pada musim hujan untuk kangkung darat dan musim kemarau untuk kangkung air.
Sementara waktu tanam kangkung yang dibudidayakan untuk diambil bijinya
(pembibitan) adalah pada musim kemarau.
Kangkung air dikembangbiakkan
dengan setek batang yang panjangnya 20 – 25 cm. Kebutuhan bibit sekitar 17
setek/m2. Setek ditanam langsung pada lumpur kolam atau sawah yang
airnya dangkal dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Untuk kangkung darat, umumnya
dikembangbiakkan dengan biji. Kebutuhan biji untuk penanaman kangkung darat 1
ha lahan diperlukan 2,5 kg biji. Biji-biji itu ditanam pada bedengan yang telah
disiapkan dengan jarak 20 cm x 30 cm.
Persiapan lahan untuk penanaman
kangkung darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah sedalam 30 cm, kemudian
diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 5 ton/ha atau 0,5 kg/m2.
Setelah itu dibuat bedengan dengan lebar 60 cm atau 1 m. Sementara panjang
bedengan dengan lebar 60 cm atau 1 m. Sementara panjang bedengan tergantung
keadaan lahan dan keinginan kita. Setiap bedengan memuat 2 atau 3 baris tanaman
dengan jarak antar baris 30 cm. Tiap baris dibuat lubang-lubang kecil dengan
tugal (tongkat) untuk ditanami 2 – 3 biji kangkung. Jarak antar lubang dalam
barisan 20 cm. Pada tanah yang masih subur atau rawa, pupuk buatan tidak pernah
diberikan. Akan tetapi, kesuburan tanaman dapat bertambah jika diberikan pupuk
urea sebanyak 100 – 200 kg tiap ha.
Pemeliharaan tanaman pun tidak
pernah dikerjakan, kecuali pembersihan rumput-rumput yang mengganggu. Akan
tetapi, sebaiknya tanaman diberi pupuk urea pada umur 7 hari setelah tanam.
Pemanenan kangkung bisa dengan cara
dicabut dan dipangkas, biasanya kangkung air dipanen dengan cara dipangkas,
sedangka kangkung air dipanen dengan dicabut. Pemanenan dengan cara dipangkas
sudah bisa dilakukan saat tanaman berumur tiga bulan. Ujung tanaman dipangkas
sekitar 30 cm agar tumbuh banyak cabang. Hasil pangkasan ini merupakan panen pertama
yang dapat dijual. Pemungutan hasil selanjutnya dilakukan dengan cara ujung
cabang dipangkas setiap 15 hari sekali.
Biasanya setelah berumur satu
tahun, pertumbuhannyasudah mulai kerdil. Oleh karena itu, tanaman kangkung
dapat diperbaharui dengan cara dibongkar seluruhnya atau sebagian. Selain itu,
tanah dicangkul kembali, kemudian ditanami dengan stek atau benih kangkung yang
baru. Panen cabut dilakukan dengan cara tanaman dicabut beserta akarnya setelah
tinggi tanaman mencapai 30 cm.
Tanaman yang terawat dengan baik
dan sehat dapat menghasilkan 10 – 16 ton kangkung tiap ha dalam setahun.
Produksi daun kangkung hanya diperdagangkan di dalam negeri, seperti di pasar
lokal dan supermarket di kota besar.
Kangkung berfungsi sebagai obat tidur
karena dapat menenangkan syaraf. Adapun akarnya penting untuk obat penyakit
wasir. Sementara zat besi yang terkandung dalam kangkung sangat berguna untuk
pertumbuhan badan. Batang muda kangkung dan daun-daunnya dapat disayur,
ditumis, pecel, lotek dan dapat pula dilalap masak. Ada pula orang yang makan
kangkung mentah sebagai lalap, tetapi rasanya agak getir (kelat). Cara
memasaknya tidak boleh terlalu lama karena teksturnya menjadi berlendir dan
rasanya tidak enak.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.