Kingdom
|
: Plantae
|
Divisi
|
: Spermatophyta
|
Sub Divisi
|
: Angiospermae
|
Kelas
|
: Dicotiledonae
|
Ordo
|
: Solanales
|
Famili
|
: Solanaceae
|
Genus
|
: Solanum
|
Spesies
|
: Solanum tuberosum L.
|
Kentang atau di Jawa Barat dikenal
dengan nama kumeli merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Tanaman
kentang berakar tunggang. Akar sampingnya banyak dan dangkal. Di antara akar
samping, terdapat stolon yang merupakan cabang samping dari batang. Bagian
ujung stolon dapat membesar dan membentuk umbi yang besar. Oleh karena itu,
kentang disebut umbi batang. Umbi tersebut merupakan gudang karbohidrat. Pada
bagian ujung umbi terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman. Umbi
seperti itulah yang dapat ditanam sebagai bibit bermutu.
Kentang sangat digemari oleh hampir
semua orang karena rasanya enak serta banyak kandungan vitaminnya. Vitamin yang
terkandung dalam kentang adalah Vitamin B, Vitamin C, dan sedikit Vitamin A. Di
Indonesia kentang masih merupakan tanaman sayuran yang mewah. Akan tetapi, di
luar negeri kentang merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat
penting.
Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk famili Solanaceae. Tanaman ini
banyak sekali varietasnya, diantaranya Solanum
andigemun L. dan Solanum demissum
L. Kedua jenis tersebut tahan terhadap penyakit layu.
Kentang banyak digolongkan menurut
warna umbinya, yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Ada
beberapa jenis varietas yang termasuk kentang kuning, yaitu egenheimer,
patrones, rapan 106, dan thung 151 C. Kentang kuning memiliki kulit dan daging
berwarna kuning, Kentang putih berkulit dan berdaging putih Vareietas yang
termasuk kentang putih adalah donata, radosa, dan sebago. Kentang lainnya yaitu
kentang merah yang kulitnya berwarna merah, tetapi dagingnya kuning. Varietas
yang termasuk kentang merah adalah desiree, arka dan red pontiac.
Varietas-varietas kentang yang baik
ditanam saat ini adalah cipanas,
desiree, patrones, donata, cosima, rapan 106, dan thung 151 C. Kentang yang
paling disenangi adalah kentang kuning karena rasanya enak, gurih, dan tidak
berair. Adapun kentang putih dan merah umumnya tidak disenangi karena
teksturnya agak lembek dan sedikit berair. Akan tetapi, ada satu varietas
kentang merah, yaitu desiree, rasanya enak seperti kentang kuning.
Selain varietas kentang tersebut
diatas, sering dijumpai semacang kentang, tetapi tidak termasuk suku solanum,
yaitu kentang hitam atau kentang jawa (Coleus
tuberosus Benth). Kentang hitam pertumbuhan setengah menjalar. Pada
ruas-ruas batangnya keluar akar. Daun kentang hitam berdaging lunak dan berbau
harum bila diremas. Umbi-umbi kentang hitam berkumpul pada batang di bawah
tanah, seperti layaknya kentang biasa. Sewaktu muda, umbi kentang hitam
berwarna putiih dan menjadi hitam setelah tua. Umbi kentang hitam berukuran
kecil, berbentuk bulat panjang, dan berasa enak, tetapi sedikit getir. Kentang
hitam ini banyak ditanam di dataran rendah (tanah latosol) seperti di Jawa
barat dan Jawa Tengah.
Kentang
dapat ditanam di wilayah dengan ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan
laut (dpl). Akan tetapi, tempat yang paling baik ialah 1.000 – 2.000 m dpl
dengan suhu udara sekitar 20o C. Oleh karena itu, daerah yang paling
banyak ditanami kentang, diantaranya adalah Cipanas, Lembang, Pengalengan, Batu
Malang, Tengger, Wonosobo, Tawangmangu, Bukit tinggi, Kerinci dan Malino.
Adapun
syarat-syarat yang penting untuk tumbuhnya tanaman kentang ialah tanahnya
gembur, sedikit mengandung pasir, banyak mengandung humus, air tanahnya tidak
menggenang (stagnasi), dan pH tanahnya 5 – 5,5.
Waktu
tanam kentang terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian, kentang
dapat pula ditanam pada awal musim hujan, asalkan tanaman telah berumur dua
bualan atau telah berumbi besar ketika hujan lebat.
Kentang
dapat dikembang biakkan dengan umbi yang diambil dari tanaman sehat. Umbi yang
digunakan merupakan umbi yang telah disimpann dalam gudang selama 2 – 4 bulan
sampai bertunas. Setelah ukuran tunasnya sekitar 2 cm, umbi tersebut langsung
di tanam di kebun. Cara penanamannya dialah mula-mula tanah yang akan ditanami
dicangkul sedalam 30 – 40 cm dan diratakan. Setalah tanah rata, dibuat alur
lurus dengan jarak antar alur 70 cm. Setiap alur dipasang ajir sebagai tempat
tanam umbi dengan jarak antar ajir 30 cm. Setiap ajir diletakkan pupuk kandang
sebanyak 0,5 kg – 0,7 kg. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan sekitar 30 ton
pupuk kandang kering..
Umbi bibit kentang yang akan ditanam diletakkan di atas pupuk kandang.
Untuk penanaman seluas 1 ha lahan diperlukan 1.200 – 1.500 kg bibit kentang
yang beratnya antara 30 – 40 g tiap umbinya. Setelah umbi diletakkan, diberikan
pupuk buatan di kanan kiri umbi bibit. Pupuk buatan tersebut berupa campuran
urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 12 g. Lahan seluas 1 ha
diperlukan sebanyak 300 kg urea dan 300 kg TSP. Untuk mendapatkan hasil umbi
bibit yang memuaskan dapat pula dengan cara memberikan pupuk buatan sebanyak 600
kg/ha dengan perbandingan Urea, TSP, KCl 4 : 3 : 1. Pupuk buatan itu pun dapat
dicampurkan dengan pupuk kandang.
Setelah
diberi pupuk buatan, setiap barisan umbi ditutup dengan tanah di kanan kiri
barisan sambil dibumbun sehingga membentuk bedengan (guludan). Jarak antar
bedengan 70 cm dan lebar selokannya 20 – 30 cm.
Bibit
kentang mulai tumbuh sekitar 10 hari kemudian. Saat tanaman berumur sebulan,
tanaman didangir dan bedengan ditinggikan lagi. Pembumbunan ini sangat penting
untuk mencegah umbi kentang terkena sinar matahari dan agar terhindar dari
serangan ulat Phthorimaea sp. Umbi
kentang yang terkena sinar matahari akan berubah warna menjadi hijau dan
beracun. Bila tanaman akan digunakan untuk pembibitan, saat berumur 60 – 80
hari segera dimatikan. Hal itu akan mencegah penyakit daun masuk ke dalam umbi.
Tanaman
kentang memerlukan pemeliharaan intensif seperti halnya tomat. Walaupun
demikian, di daerah pegunungan, misalnya Lembang, banyak orang menanam kentang
dalam skala besar karena harganya sangat tinggi sehingga menguntungkan. Tanaman
kentang sangat peka terhadap kelembaban tanah. Perubahan kelembaban tanah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan umbi tumbuh tidak normal dan bentuk menjadi
bercabang-cabang.
Di
samping pengaturan ketersediaan air, penting pula diperhatikan cara
pemberantasan hama dan penyakit yang sering mengancam tanaman. Hama yang sering
mengancam tanaman kentang umumnya merusak bagian tanaman dan umbinya,
diantaranya sebagai berikut.
1). Ulat Penggulung Daun (Phythorimae sp.)
Ulat
ini sering merusak daun-daun kentang dan tunas umbi terutama di musim kemarau.
Pemberantasannya dengan Supracide 0,2 – 0,3 %.
2). Ulat
Tanah (Agrotis ipsilon)
Jenis
ulat ini merusak tanaman dengan memotong batang yang masih muda.
Pemberantasannya dengan cara dibunuh. Ulat ini biasanya berada di sekitar
batang dalam tanah dan akan keluar dari persembunyiannya pukul 15.00 – 18.00.
3). Oteng-oteng
atau hama pelentung (Epilachna sp.)
Oteng-oteng
dapat merusak daun dan pemberantasannya dengan Kelthane 0,1 – 0,2 %.
4). Orong-orong
atau anjing tanah (Cryllotalpa sp.)
Hama
orong-orong merusak tanaman dengan cara melubangi umbi-umbi kentang sehingga
menurunkan mutunya. Pencegahannya dengan cara mencampurkan tepung Sevin 85 S
dengan pupuk kandang yang akan digunakan untuk memupuk
5). Nematoda
(Meloidogyne sp.)
Jenis
nematoda ini menimbulkan penyakit kutil pada umbi kentang yang dapat menurunkan
mutunya. Penyakit ini hanya timbul di tanah berpasir yang pH-nya agak rendah.
Pemberantasannya dengan penyemprotan nematisida, misalnya Furadan 3 G.
Nematisida diberikan bersama pupuk kandang. Pencegahannya dengan menanam varietas
yang resisten terhadap nematoda tersebut dan menanam kanikir (Tagetes erectus) di sekitar tanaman
kentang.
Jenis penyebab penyakit yang harus
diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1). Cendawan
Cendawan
Phytophthora infestans dapat
menyebabkan penyakit busuk daun, sedangkan cendawan Altenaria solani dapat menimbulkan penyakit cacar. Kedua penyakit
tersebut diberantas dengan Antracol 0,2 % atau Dithane M-45 0,2 %. Cendawan Streptomyces scabies dapat menyebabkan
penyakit burik scab. Cendawan ini tidak dapat hidup pada pH tanah kurang dari
5,4 dan lebih dari 7,0 serta keadaan hujan. Dengan adanya penyakit ini, kulit
umbi kentang menjadi kadas, burik dan bagian dalam daging menjadi gabus.
Kentang yang terserang penyakit ini tidak akan laku dijual.
2). Bakteri
Bakteri
Erwinia carotovora L. R Hollad. Dapat
menyebabkan penyakit busuk lunak pada umbi batang. Bakteri ini dapat menyerang
tanaman baik sewaktu di kebun maupun dalam gudang penyimpanan. Tanaman yang
terkena penyakit ini umbinya akan busuk berair.
3). Cendawan
dan Bakteri
Bakteri
Pseudomonas solanacearum maupun
cendawan Fusarium oxysporum dapat
menyebabkan penyakit layu. Hingga kini penyakit tersebut belum dapat
diberantas.
Perbedaan
gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri dan cendawan hampir tidak jelas.
Keduanya menunjukkan tanda-tanda layu. Perbedaan yang khas ialah terdapat
bagian yang mengalami kelayuan akibat serangan tersebut. Tanaman dikatakan
sudah terserang penyakit layu bakteri bila kelayuaannya terjadi pada semua
batang. Bila batangnya dipotong dan dipijit, keluar lendir berwarna susu dan
berbau busuk. Lendir pun akan keluar bila batang dimasukkan dala gelas berisi
air putih hingga air putih berubah menjadi keruh. Pada penyakit layu cendawan,
kelayuannya hanya terjad pada cabang yang terserang saja. Bila disayat, bagian
kayu dari cabang yang terserang terlihat berwarna kecokelat-cokelatan.
4). Virus
Jenis-jenis
virus yang dapat merusak tanaman kentang ialah virus Potato Virus Leafroll
(PVLR), Potato Virus-X (PVX), dan Potato Virus-Y (PVY). Virus tersebut hingga
kini belum dapat diberantas. Tanaman yang terserang PVRL ini daunnya menggunung
(leafroll). Tanaman tersebut kurang
mampu menghasilkan umbi, terutama bila umur tanaman yang terserang kurang dari
sebulan. Kalaupun tanaman menghasilkan umbi, umbinya sangat kecil (kriel). Mencegahkan dengan cara
menggunakan umbi bibit yang bebas dari virus dan memberantas kutu-kutu daun (Myzus persicae). Kutu-kutu daun tersebut
merupakan hewan vektor virus PVLR sehingga perlu diberantas.
Tanaman dapat dipungut hasilnya umumnya
setelah berumur 3 – 4 bulan. Pemungutan sebaiknya dilakukan dengan cara guludan
dibongkar seminggu sesudah tanaman mati. Ciri tanaman sudah siap dipanen adalah
daun dan ujung batang kering sehingga kulit umbinya kuat. Bila daun dan ujung
batang belum kering, kulit umbinya mudah lecet. Luka pada kuliit dapat pula
disebabkan terkena cangkul atau kored. Oleh karena itu kentang dipungut dengan
hati-hati karena umbi yang terluka mutunya akan turun terlebih bila umbi kentang
akan dijadikan bibit.
Tanaman kentang yang baik biasanya dapat menghasilkan
15 – 30 ton tiap ha. Produksi kentang di Indonesia sudah dipasarkan dalam
negeri juga ke luar negeri, yaitu Singapura dan Malaysia dalam bentuk segar dan
keripik.
Dalam ilmu kedokteran, kulit umbi kentang
dapat digunakan sebagai obat luka bakar. Selain itu, kentang dijadikan
pengganti nasi bagi penderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Hal
ini disebabkan kentang sebagai sumber karbohidrat dengan kalori yang rendah.
Kentang biasanya diolah menjadi perkedel, keripik dan tepung.
Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya,
2003)
*Gambar hasil pencarian di
internet, bukan dari penulis.