Senin, 29 Mei 2017

Budidaya Kentang (Solanum tuberosum L.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman kentang diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotiledonae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum tuberosum L.

Kentang atau di Jawa Barat dikenal dengan nama kumeli merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Tanaman kentang berakar tunggang. Akar sampingnya banyak dan dangkal. Di antara akar samping, terdapat stolon yang merupakan cabang samping dari batang. Bagian ujung stolon dapat membesar dan membentuk umbi yang besar. Oleh karena itu, kentang disebut umbi batang. Umbi tersebut merupakan gudang karbohidrat. Pada bagian ujung umbi terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman. Umbi seperti itulah yang dapat ditanam sebagai bibit bermutu.

Bila dalam kondisi tertentu (stres), tanaman kentang dapat berumbi di atas tanah. Umbi yang terbuka terkena sinar matahari akan berwarna hijau dan beracun. Kentang berbunga sempurna dengan benang sarinya berlekatan membentuk tabung. Kedudukan putiknya tidak sama tingginya dengan benang sari. Warna bunga ada yang putih, merah, dan ungu. Buah kentang berbentuk bulat kecil sebesar kelereng. Semua daging buah kentang berlendir. Saat masih muda buahnya berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Di dalam ruangan buah terdapat banyak biji. Batang tanaman kentang agak keras, bersegi empat, tidak begitu kuat, dan berbulu halus.

Kentang sangat digemari oleh hampir semua orang karena rasanya enak serta banyak kandungan vitaminnya. Vitamin yang terkandung dalam kentang adalah Vitamin B, Vitamin C, dan sedikit Vitamin A. Di Indonesia kentang masih merupakan tanaman sayuran yang mewah. Akan tetapi, di luar negeri kentang merupakan bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat penting.

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk famili Solanaceae. Tanaman ini banyak sekali varietasnya, diantaranya Solanum andigemun L. dan Solanum demissum L. Kedua jenis tersebut tahan terhadap penyakit layu.

Kentang banyak digolongkan menurut warna umbinya, yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Ada beberapa jenis varietas yang termasuk kentang kuning, yaitu egenheimer, patrones, rapan 106, dan thung 151 C. Kentang kuning memiliki kulit dan daging berwarna kuning, Kentang putih berkulit dan berdaging putih Vareietas yang termasuk kentang putih adalah donata, radosa, dan sebago. Kentang lainnya yaitu kentang merah yang kulitnya berwarna merah, tetapi dagingnya kuning. Varietas yang termasuk kentang merah adalah desiree, arka dan red pontiac.

Varietas-varietas kentang yang baik ditanam saat ini  adalah cipanas, desiree, patrones, donata, cosima, rapan 106, dan thung 151 C. Kentang yang paling disenangi adalah kentang kuning karena rasanya enak, gurih, dan tidak berair. Adapun kentang putih dan merah umumnya tidak disenangi karena teksturnya agak lembek dan sedikit berair. Akan tetapi, ada satu varietas kentang merah, yaitu desiree, rasanya enak seperti kentang kuning.

Selain varietas kentang tersebut diatas, sering dijumpai semacang kentang, tetapi tidak termasuk suku solanum, yaitu kentang hitam atau kentang jawa (Coleus tuberosus Benth). Kentang hitam pertumbuhan setengah menjalar. Pada ruas-ruas batangnya keluar akar. Daun kentang hitam berdaging lunak dan berbau harum bila diremas. Umbi-umbi kentang hitam berkumpul pada batang di bawah tanah, seperti layaknya kentang biasa. Sewaktu muda, umbi kentang hitam berwarna putiih dan menjadi hitam setelah tua. Umbi kentang hitam berukuran kecil, berbentuk bulat panjang, dan berasa enak, tetapi sedikit getir. Kentang hitam ini banyak ditanam di dataran rendah (tanah latosol) seperti di Jawa barat dan Jawa Tengah.
  
Kentang dapat ditanam di wilayah dengan ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, tempat yang paling baik ialah 1.000 – 2.000 m dpl dengan suhu udara sekitar 20o C. Oleh karena itu, daerah yang paling banyak ditanami kentang, diantaranya adalah Cipanas, Lembang, Pengalengan, Batu Malang, Tengger, Wonosobo, Tawangmangu, Bukit tinggi, Kerinci dan Malino.

Adapun syarat-syarat yang penting untuk tumbuhnya tanaman kentang ialah tanahnya gembur, sedikit mengandung pasir, banyak mengandung humus, air tanahnya tidak menggenang (stagnasi), dan pH tanahnya 5 – 5,5.

Waktu tanam kentang terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian, kentang dapat pula ditanam pada awal musim hujan, asalkan tanaman telah berumur dua bualan atau telah berumbi besar ketika hujan lebat.

Kentang dapat dikembang biakkan dengan umbi yang diambil dari tanaman sehat. Umbi yang digunakan merupakan umbi yang telah disimpann dalam gudang selama 2 – 4 bulan sampai bertunas. Setelah ukuran tunasnya sekitar 2 cm, umbi tersebut langsung di tanam di kebun. Cara penanamannya dialah mula-mula tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 30 – 40 cm dan diratakan. Setalah tanah rata, dibuat alur lurus dengan jarak antar alur 70 cm. Setiap alur dipasang ajir sebagai tempat tanam umbi dengan jarak antar ajir 30 cm. Setiap ajir diletakkan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg – 0,7 kg. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan sekitar 30 ton pupuk kandang kering..

Umbi bibit kentang yang akan ditanam diletakkan di atas pupuk kandang. Untuk penanaman seluas 1 ha lahan diperlukan 1.200 – 1.500 kg bibit kentang yang beratnya antara 30 – 40 g tiap umbinya. Setelah umbi diletakkan, diberikan pupuk buatan di kanan kiri umbi bibit. Pupuk buatan tersebut berupa campuran urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 12 g. Lahan seluas 1 ha diperlukan sebanyak 300 kg urea dan 300 kg TSP. Untuk mendapatkan hasil umbi bibit yang memuaskan dapat pula dengan cara memberikan pupuk buatan sebanyak 600 kg/ha dengan perbandingan Urea, TSP, KCl 4 : 3 : 1. Pupuk buatan itu pun dapat dicampurkan dengan pupuk kandang.

Setelah diberi pupuk buatan, setiap barisan umbi ditutup dengan tanah di kanan kiri barisan sambil dibumbun sehingga membentuk bedengan (guludan). Jarak antar bedengan 70 cm dan lebar selokannya 20 – 30 cm.

Bibit kentang mulai tumbuh sekitar 10 hari kemudian. Saat tanaman berumur sebulan, tanaman didangir dan bedengan ditinggikan lagi. Pembumbunan ini sangat penting untuk mencegah umbi kentang terkena sinar matahari dan agar terhindar dari serangan ulat Phthorimaea sp. Umbi kentang yang terkena sinar matahari akan berubah warna menjadi hijau dan beracun. Bila tanaman akan digunakan untuk pembibitan, saat berumur 60 – 80 hari segera dimatikan. Hal itu akan mencegah penyakit daun masuk ke dalam umbi.

Tanaman kentang memerlukan pemeliharaan intensif seperti halnya tomat. Walaupun demikian, di daerah pegunungan, misalnya Lembang, banyak orang menanam kentang dalam skala besar karena harganya sangat tinggi sehingga menguntungkan. Tanaman kentang sangat peka terhadap kelembaban tanah. Perubahan kelembaban tanah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan umbi tumbuh tidak normal dan bentuk menjadi bercabang-cabang.

Di samping pengaturan ketersediaan air, penting pula diperhatikan cara pemberantasan hama dan penyakit yang sering mengancam tanaman. Hama yang sering mengancam tanaman kentang umumnya merusak bagian tanaman dan umbinya, diantaranya sebagai berikut.

1).   Ulat Penggulung Daun (Phythorimae sp.)
       Ulat ini sering merusak daun-daun kentang dan tunas umbi terutama di musim kemarau. Pemberantasannya dengan Supracide 0,2 – 0,3 %.
2).   Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
       Jenis ulat ini merusak tanaman dengan memotong batang yang masih muda. Pemberantasannya dengan cara dibunuh. Ulat ini biasanya berada di sekitar batang dalam tanah dan akan keluar dari persembunyiannya pukul 15.00 – 18.00.
3).   Oteng-oteng atau hama pelentung (Epilachna sp.)
       Oteng-oteng dapat merusak daun dan pemberantasannya dengan Kelthane 0,1 – 0,2 %.
4).   Orong-orong atau anjing tanah (Cryllotalpa sp.)
       Hama orong-orong merusak tanaman dengan cara melubangi umbi-umbi kentang sehingga menurunkan mutunya. Pencegahannya dengan cara mencampurkan tepung Sevin 85 S dengan pupuk kandang yang akan digunakan untuk memupuk
5).   Nematoda (Meloidogyne sp.)
       Jenis nematoda ini menimbulkan penyakit kutil pada umbi kentang yang dapat menurunkan mutunya. Penyakit ini hanya timbul di tanah berpasir yang pH-nya agak rendah. Pemberantasannya dengan penyemprotan nematisida, misalnya Furadan 3 G. Nematisida diberikan bersama pupuk kandang. Pencegahannya dengan menanam varietas yang resisten terhadap nematoda tersebut dan menanam kanikir (Tagetes erectus) di sekitar tanaman kentang.

Jenis penyebab penyakit yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
1).   Cendawan
       Cendawan Phytophthora infestans dapat menyebabkan penyakit busuk daun, sedangkan cendawan Altenaria solani dapat menimbulkan penyakit cacar. Kedua penyakit tersebut diberantas dengan Antracol 0,2 % atau Dithane M-45 0,2 %. Cendawan Streptomyces scabies dapat menyebabkan penyakit burik scab. Cendawan ini tidak dapat hidup pada pH tanah kurang dari 5,4 dan lebih dari 7,0 serta keadaan hujan. Dengan adanya penyakit ini, kulit umbi kentang menjadi kadas, burik dan bagian dalam daging menjadi gabus. Kentang yang terserang penyakit ini tidak akan laku dijual.
2).   Bakteri
       Bakteri Erwinia carotovora L. R Hollad. Dapat menyebabkan penyakit busuk lunak pada umbi batang. Bakteri ini dapat menyerang tanaman baik sewaktu di kebun maupun dalam gudang penyimpanan. Tanaman yang terkena penyakit ini umbinya akan busuk berair.
3).   Cendawan dan Bakteri
       Bakteri Pseudomonas solanacearum maupun cendawan Fusarium oxysporum dapat menyebabkan penyakit layu. Hingga kini penyakit tersebut belum dapat diberantas.
       Perbedaan gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri dan cendawan hampir tidak jelas. Keduanya menunjukkan tanda-tanda layu. Perbedaan yang khas ialah terdapat bagian yang mengalami kelayuan akibat serangan tersebut. Tanaman dikatakan sudah terserang penyakit layu bakteri bila kelayuaannya terjadi pada semua batang. Bila batangnya dipotong dan dipijit, keluar lendir berwarna susu dan berbau busuk. Lendir pun akan keluar bila batang dimasukkan dala gelas berisi air putih hingga air putih berubah menjadi keruh. Pada penyakit layu cendawan, kelayuannya hanya terjad pada cabang yang terserang saja. Bila disayat, bagian kayu dari cabang yang terserang terlihat berwarna kecokelat-cokelatan.
4).   Virus
       Jenis-jenis virus yang dapat merusak tanaman kentang ialah virus Potato Virus Leafroll (PVLR), Potato Virus-X (PVX), dan Potato Virus-Y (PVY). Virus tersebut hingga kini belum dapat diberantas. Tanaman yang terserang PVRL ini daunnya menggunung (leafroll). Tanaman tersebut kurang mampu menghasilkan umbi, terutama bila umur tanaman yang terserang kurang dari sebulan. Kalaupun tanaman menghasilkan umbi, umbinya sangat kecil (kriel). Mencegahkan dengan cara menggunakan umbi bibit yang bebas dari virus dan memberantas kutu-kutu daun (Myzus persicae). Kutu-kutu daun tersebut merupakan hewan vektor virus PVLR sehingga perlu diberantas.

Tanaman dapat dipungut hasilnya umumnya setelah berumur 3 – 4 bulan. Pemungutan sebaiknya dilakukan dengan cara guludan dibongkar seminggu sesudah tanaman mati. Ciri tanaman sudah siap dipanen adalah daun dan ujung batang kering sehingga kulit umbinya kuat. Bila daun dan ujung batang belum kering, kulit umbinya mudah lecet. Luka pada kuliit dapat pula disebabkan terkena cangkul atau kored. Oleh karena itu kentang dipungut dengan hati-hati karena umbi yang terluka mutunya akan turun terlebih bila umbi kentang akan dijadikan bibit.

Tanaman kentang yang baik biasanya dapat menghasilkan 15 – 30 ton tiap ha. Produksi kentang di Indonesia sudah dipasarkan dalam negeri juga ke luar negeri, yaitu Singapura dan Malaysia dalam bentuk segar dan keripik.

Dalam ilmu kedokteran, kulit umbi kentang dapat digunakan sebagai obat luka bakar. Selain itu, kentang dijadikan pengganti nasi bagi penderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Hal ini disebabkan kentang sebagai sumber karbohidrat dengan kalori yang rendah. Kentang biasanya diolah menjadi perkedel, keripik dan tepung.


Daftar Pustaka :
Hendro, Sunarjono, Bertanam 30 Jenis Sayur (Jakarta : Penebar Swadaya, 2003)

*Gambar hasil pencarian di internet, bukan dari penulis.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budidaya Bawang Merah (Allium spp.)

Dalam Sistematika Tumbuhan (Taksonomi), tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ...